Kompas TV internasional kompas dunia

Bekas Luka Perempuan Nigeria: Payudara Disetrika sejak Dini, Tradisi Berdalih Cegah Pemerkosaan

Kompas.tv - 31 Juli 2024, 02:05 WIB
bekas-luka-perempuan-nigeria-payudara-disetrika-sejak-dini-tradisi-berdalih-cegah-pemerkosaan
Suasan sebuah pasar tradisional di Lagos, Nigeria, Jumat, 16 Februari 2024. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

ABUJA, KOMPAS.TV - Banyak perempuan di Nigeria memiliki bekas luka di dada yang berdampak jangka panjang bagi kesehatan mereka. Bekas luka ini didapat dari tradisi menyetrika payudara, salah satu kekerasan berbasis gender yang jarang dilaporkan di dunia.

Tradisi menyetrika payudara dirawat dengan dalih mencegah kekerasan seksual di kalangan remaja. Perempuan Nigeria dan negara Afrika lain kerap mengalaminya saat pubertas: ditahan perempuan dewasa kemudian dikempa besi panas di bagian dada.

Masyarakat yang melestarikan tradisi ini berangapan, payudara remaja yang disetrika akan menjadi rata sehingga tidak menarik perhatian laki-laki; sehingga perempuan itu diharapkan tidak akan diperkosa, dilecehkan, hingga mengalami penculikan dan pernikahan paksa bagi anak di bawah umur.

Elizbath John (27), warga di perkampungan Gbagyi, Abuja mengaku mengalami masalah kesehatan permanen dan trauma seumur hidup usai payudaranya disetrika. Payudara John disetrika sehari usai ia berulang tahun ke-10, saat masih tinggal bersama orang tuanya di selatan Nigeria.

John masih mengingat bagaimana ia dipegangi tiga perempuan dewasa, lalu ibunya menekankan alu membara ke payudaranya yang sedang tumbuh. Sang ibu tetap menekankan alu tersebut kendati anaknya berteriak kesakitan.

Kata John, hidupnya berubah untuk selamanya usai tindakan itu ditempuh sang ibu demi melindunginya dari kekerasan seksual. John masih merasakan sakit hingga bertahun-tahun usai payudaranya disetrika.

"Sebelum menikah, saya sering membeli obat penahan rasa sakit untuk sakit payudara, tetapi itu memburuk setelah pernikahan, saat saya berusaha menyusui anak saya," kata John dikutip Al Jazeera.

Baca Juga: Geng Bersenjata Menggila di Nigeria, Culik 100 Orang dari Dua Desa

Tradisi menyetrika payudara membuat payudara John tumbuh tidak proporsional. Otot-otot payudaranya pun lemah dan kendor hingga hari ini.

Dampak tersebut membuat John kesulitan menyusui anaknya. Kemiskinan membuat John dan suaminya tidak bisa menebus perawatan atau membeli susu formula. Anak John kemudian meninggal dunia pada usia empat bulan.


Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan fenomena menyetrika payudara berdampak ke sekitar 3,8 juta perempuan di Afrika. Selain di Nigeria, fenomena ini juga ditemukan di Kamerun, Benin, Pantai Gading, Chad, Guinea-Bissau, Kenya, Togo, Zimbabwe, dan Guinea.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



Kunjungan Paus ke Indonesia

FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x