“Orang-orang bersembunyi, polisi pun dikerahkan, namun belum ada penangkapan."
Turk pun menyerukan pihak berwenang Papua Nugini untuk melakukan penyelidikan yang cepat, tak memihak dan transparan dan untuk memastikan mereka yang bertanggung jawan dimintai pertanggungjawabannya.
Sementara itu, Gubernur East Sepik, Allan Bird, mengatakan kekerasan di negara itu semakin memburuk selama 10 tahun terakhir.
“Kurangnya keadilan di Papua Nugini adalah masalah, dan semakin buruk. Selama lebih dari 10 tahun, jika kejahatan terjadi, sangat sulit ke pengadilan dan dipenjarakan,” katanya.
“Itu membuat pelanggar hukum semakin berani melakukan tindakan yang salah,” kata Bird.
Di East Sepik, Bird mengatakan kepolisian memiliki masalah jangka panjang dengan hal komando dan kontrol.
“Kepala polisi di sini, untuk beberapa alasan kerap berganti. Itu merupakan kontrak selama tiga tahun, namun mereka kerap berubah setiap enam bulan, 12 bulan,” katanya.
“Mereka memindahkan komandan polisi provinsi kami di Januari dan tak ada penggantinya hingga sekarang,” ucap Bird.
Baca Juga: Israel Peringatkan Prancis Proksi Iran Akan Serang Atletnya di Olimpiade, Ingat Tragedi Munich 1972?
Papua Nugini sendiri memiliki sejarah panjang terkait perang suku, mengingat mereka rumah dari ratusan suku dan bahasa.
Namun, masuknya tentara bayaran dan senjata otomatis telah memperburuk siklus kekerasan.
Selama dekade terakhir, penduduk desa telah menukar busur dan anak panah dengan senapan militer, serta pemilihan umum memperdalam perpecahan suku.
Sumber : ABC News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.