Kompas TV internasional kompas dunia

Rusia Kembali Nyatakan Siap Berunding dengan Ukraina, tapi...

Kompas.tv - 25 Juli 2024, 20:40 WIB
rusia-kembali-nyatakan-siap-berunding-dengan-ukraina-tapi
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, jelang konferensi pers tahunan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Rusia, Kamis, (23/12/2021). (Sumber: AP Photo/Alexander Zemlianichenko)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

 

MOSKOW, KOMPAS.TV - Pemerintah Rusia, Kamis (25/7/2024), menyatakan siap bernegosiasi dengan Ukraina demi mengakhiri konflik. Tetapi Kremlin meragukan keabsahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebagai pemimpin.

Kremlin yang menyatakan kesiapan untuk bernegosiasi dengan syarat-syarat tertentu, meragukan mandat Zelenskyy sebagai presiden.

Mereka merujuk pada masa jabatan lima tahun Zelenskyy yang sudah berakhir pada bulan Mei lalu, dan seharusnya Ukraina sudah mengadakan pemilihan umum.

Baca Juga: Alasan Prancis Terima Kontingen Israel tapi Tolak Bendera Rusia dan Belarusia di Olimpiade 2024

Zelenskyy dan negara-negara Barat berpendapat aturan politik biasa harus ditangguhkan selama masa perang.

Sedangkan Kremlin dengan sistem politiknya yang sangat terkendali, dianggap tidak berhak mengkritik.

Ketika ditanya apakah Rusia siap bernegosiasi dengan Ukraina sementara Zelenskyy masih berkuasa, Peskov mengatakan pada dasarnya pihaknya siap.

"Rusia pada dasarnya terbuka untuk proses negosiasi. Tapi pertama-tama, kita harus memahami seberapa siap pihak Ukraina untuk ini dan seberapa banyak pihak Ukraina mendapat izin dari pihak yang mempengaruhi mereka," kata Peskov kepada wartawan, Kamis.

Baca Juga: Ukraina Akui Ada Upaya Pembunuhan Putin, Rusia Tuduh AS Membiayainya

 

Sementara Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba saat berkunjung ke China, Rabu (24/7/2024), mengatakan Kiev siap berbicara dengan Rusia asalkan kedaulatan dan integritas wilayah negaranya dihormati sepenuhnya.

Namun, dia menambahkan, Ukraina belum melihat tanda-tanda adanya itikad baik dari Rusia.

Dalam foto yang dirilis Kantor Berita Xinhua, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba (kiri) tampak berfoto bersama Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Guangzhou, China, Rabu (24/7/2024). (Sumber: Lu Hanxin/Xinhua via AP)

 

Moskow menggambarkan Zelenskyy sebagai boneka Amerika Serikat (AS), karakterisasi yang ditolak presiden Ukraina tersebut.

"Sejauh ini, Anda melihat berbagai pernyataan yang dibuat, dan ini belum cukup jelas. Selain itu, selain masalah legitimasi Zelenskyy, ada juga masalah dengan larangan hukum di Ukraina untuk memiliki kontak dan negosiasi dengan pihak Rusia. Oleh karena itu, masih banyak yang perlu diklarifikasi," kata Peskov.

Ia kemudian ditanya soal kemungkinan Kremlin bernegosiasi dengan Zelenskyy.

"Pertanyaannya tidak mudah. Dari sudut pandang hukum, masalah (legitimasinya) ada di agenda, tetapi dari sudut pandang praktis, kami terbuka untuk mencapai tujuan kami melalui negosiasi. Oleh karena itu, berbagai opsi mungkin saja terjadi."

Baca Juga: Reaksi Rusia Biden Mundur dari Pilpres AS 2024, Dianggap Bertanggung Jawab atas Perang di Ukraina

Pada Mei lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan siap menghentikan perang di Ukraina dengan gencatan senjata yang dinegosiasikan, tetapi ia siap melanjutkan perang jika Kiev dan Barat tidak merespons.

Kemudian pada Juni, Putin mengatakan Rusia akan mengakhiri perang di Ukraina, yang disebutnya sebagai operasi militer khusus, hanya jika Kiev setuju untuk meninggalkan ambisi NATO-nya dan menyerahkan sepenuhnya empat provinsi yang diklaim oleh Moskow.

Permintaan tersebut dengan cepat ditolak oleh Kiev yang menyebutnya sebagai bentuk penyerahan diri.


 




Sumber : The Straits Times




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x