Kompas TV internasional kompas dunia

Prancis Larang 5.000 Orang Hadir di Olimpiade Paris, 1.000 Orang Diduga Mata-Mata

Kompas.tv - 24 Juli 2024, 07:13 WIB
prancis-larang-5-000-orang-hadir-di-olimpiade-paris-1-000-orang-diduga-mata-mata
Tentara Prancis berangkat patroli dari kamp militer di Vincennes, Senin, 15 Juli 2024, tepat di luar Paris. Menteri Dalam Negeri Prancis ungkap 5.000 orang dilarang hadir di Olimpiade Paris, 1.000 orang di antaranya diduga terlibat spionase. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

Paris mengerahkan 35.000 polisi setiap hari untuk Olimpiade, yang berlangsung dari Jumat hingga 11 Agustus, dengan puncaknya 45.000 polisi untuk upacara pembukaan. Selain itu, 10.000 tentara turut serta dalam operasi keamanan di wilayah Paris.

Prancis juga mendapat bantuan dari lebih dari 40 negara yang bersama-sama mengirimkan setidaknya 1.900 personel polisi tambahan.

"Tentu saja, kami sangat melindungi tim Ukraina, yang jelas berada di bawah ancaman besar," kata Darmanin.

Menteri Dalam Negeri sebelumnya mengatakan atlet Israel akan dilindungi 24 jam sehari oleh unit polisi elit GIGN, yang bertanggung jawab atas penanggulangan terorisme dan perlindungan pejabat pemerintah, antara lain.

Darmanin juga memuji kerja keamanan dari puluhan ribu polisi, petugas pemadam kebakaran, ahli penjinak bom, agen dinas intelijen, dan personel keamanan swasta.

Dalam sebuah catatan tulisan tangan kepada mereka, Darmanin mengatakan "acara global terbesar yang bisa diorganisir oleh sebuah negara" segera digelar setelah persiapan selama empat tahun, tetapi mencatat tantangan keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Tugas Anda tidak akan mudah," kata Darmanin dalam surat yang diunggah di platform sosial X pada Senin malam.

Paris berulang kali mengalami serangan ekstremis mematikan dan ketegangan internasional tinggi karena perang di Ukraina dan Gaza.

Penyelenggara Olimpiade juga khawatir tentang serangan siber, sementara para aktivis hak asasi manusia dan kritikus Olimpiade khawatir tentang penggunaan teknologi pengawasan berteknologi AI oleh Paris dan luasnya skala keamanan Olimpiade yang mereka khawatirkan mungkin tetap ada setelah Olimpiade.

Alih-alih membangun taman Olimpiade dengan tempat-tempat yang dikelompokkan di luar pusat kota, seperti Rio de Janeiro pada 2016 atau London pada 2012, Paris memilih untuk menyelenggarakan banyak acara di jantung ibu kota yang ramai dengan 2 juta penduduk, dengan lainnya tersebar di pinggiran kota yang menampung jutaan orang lainnya.

Menempatkan arena olahraga sementara di ruang publik dan mengadakan upacara pembukaan di sepanjang Sungai Seine membuat perlindungan tersebut lebih kompleks.


 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x