DHAKA, KOMPAS.TV - Bangladesh diterpa kerusuhan mematikan seiring gelombang demonstrasi yang berlangsung beberapa pekan belakangan. Polisi dan demonstran dilaporkan bentrok di ibu kota Bangladesh, Dhaka dan menimbulkan banyak korban jiwa.
Pemerintah Bangladesh tidak mengumumkan secara resmi jumlah korban terkait gelombang demonstrasi belakangan ini. Namun, media-media lokal melaporkan korban jiwa dalam kerusuhan Bangladesh telah lebih dari 100 orang.
Berikut fakta-fakta mengenai kerusuhan Bangladesh yang dipicu protes mahasiswa terhadap kuota calon pegawai negeri sipil (CPNS) untuk kalangan keluarga veteran.
Demonstrasi besar-besaran di Bangladesh bermula ketika Pengadilan Tinggi Bangladesh kembali memberlakukan peraturan tentang kuota CPNS bagi keluarga veteran, 5 Juni 2024 lalu.
Melalui UU tersebut, kerabat veteran perang kemerdekaan Bangladesh pada 1971 mendapat jatah khusus 30 persen pos CPNS. Peraturan ini sebelumnya ditinggalkan pada 2018 karena demonstrasi mahasiswa.
Baca Juga: Bangladesh Evakuasi 800 Ribu Warga Akibat Siklon Parah dari Teluk Benggala
Demonstrasi di Bangladesh mulai pecah pada awal Juni, awalnya terbatas di lingkungan kampus. Namun, gerakan protes membesar dan berubah menjadi gelombang kerusuhan.
Kerusuhan besar membuat Pengadilan Tinggi Bangladesh merevisi aturan kuota CPNS bagi keluarga veteran pada Minggu (21/7/2024). Kuota keluarga veteran yang mulanya sebesar 30 persen dipotong menjadi 5 persen.
Pengadilan Tinggi Bangladesh juga menetapkan 93 persen pos CPNS akan diisi melalui seleksi berbasis merit atau kemampuan, sedangkan 2 persen kuota dialokasikan untuk etnis minoritas, difabel, dan transgender.
Pemerintahan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina berupaya memadamkan protes dengan memberlakukan jam malam dan perintah tembak di tempat. Pemerintah Bangladesh juga memutus jaringan internet sehingga sulit mengetahui informasi terkini dari negara di Asia Selatan tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.