Pada saat yang sama, muncul pertanyaan mengenai kesediaan beberapa sekutu terdekat dan terpentimg Ukraina, terutama AS dan Jernan, untuk terus mengucurkan sumber daya ke dalam konflik untuk mendukung Kiev.
Pada Senin (15/7) pekan lalu, Zelenskyy mengatakan Ukraina tak menerima cukup bantuan Barat untuk memenangkan perang, dan menunjukkan bahwa hasil perang akan ditentukan jauh di luar batas negara Ukraina.
“Tak semuanya tergantung pada kita. Kita tahu cara mengakhiri perang dengan adil, tapi hal itu tak bergantung pada kita saja,” ujarnya saat ini.
“Hal ini tidak hanya bergantung pada rakyat dan keinginan kami, namun juga pada keuangan, persenjataan, dukungan politik, persatuan di Uni Eropa, NATO, dan dunia,” tambah Zelenskyy.
Menurut mantan Duta Besar AS untuk Ukraina John Herbst, sangat mungkin berubahnya nada sang presiden, sebagai reaksi atas kemungkinan Donald Trump menang dalam pemilihan Presiden AS.
Trump telah menunjuk seorang pengkritik pengiriman pasukan di Ukraina, JD Vance sebagai wakil presiden-nya.
Baca Juga: Evolusi Perlindungan Secret Service, si Paspampres AS, Jaga Keselamatan Presiden Amerika Serikat
Trump sendiri kerap mengungkapkan kedekatan dan kekagumannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Herbts melihat sangat mungkin Zelenskyy mencoba mendekati potensi pemerintahan Trump, dengan menegaskan bahwa ia siap bernegosiasi.
“Hal ini harus berupa perdamaian yang masuk akal, yang tak mengizinkan penjajah Rusia untuk terus menyiksa, menindas, dan membunuh rakyat Ukraina yang diduduki,” kata Herbst.
Sumber : CNN Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.