Kompas TV internasional kompas dunia

Serangan Israel di Gaza Selatan dan Tengah Tewaskan Lebih dari 60 Warga Gaza, Termasuk di Zona Aman

Kompas.tv - 18 Juli 2024, 07:56 WIB
serangan-israel-di-gaza-selatan-dan-tengah-tewaskan-lebih-dari-60-warga-gaza-termasuk-di-zona-aman
Warga Palestina Mahmoud Mikdad memegang jenazah putranya yang berusia 21 bulan, Yaman, yang tewas dalam pemboman Israel di Jalur Gaza, di kamar mayat rumah sakit di Deir al-Balah, Selasa, 16 Juli 2024. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

DEIR AL-BALAH, KOMPAS TV - Serangan udara Israel menewaskan lebih dari 60 warga Palestina di Gaza bagian selatan dan tengah pada malam hingga Selasa, (16/7/2024), termasuk satu yang mengenai "zona aman" yang dideklarasikan oleh Israel dan dipenuhi ribuan orang yang mengungsi.

Serangan udara dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan kematian terus-menerus di Gaza, bahkan saat Israel menarik atau mengurangi ofensif darat besar-besaran di utara dan selatan.

Hampir setiap hari, serangan terjadi di "zona aman" yang mencakup sekitar 60 kilometer persegi di sepanjang pantai Mediterania, tempat Israel menyarankan warga Palestina yang mengungsi untuk berlindung dari serangan darat.

Israel mengatakan mereka mengejar militan Hamas yang bersembunyi di antara warga sipil setelah ofensif menggali jaringan terowongan bawah tanah.

Serangan paling mematikan pada hari Selasa menghantam jalan utama yang dipenuhi kios-kios pasar di luar kota selatan Khan Younis di Muwasi, di tengah zona yang penuh dengan tenda pengungsian. Pejabat di Rumah Sakit Nasser Khan Younis mengatakan 17 orang tewas.

Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menargetkan seorang komandan di unit angkatan laut Jihad Islam di barat Khan Younis. Mereka mengklaim sedang menyelidiki laporan adanya warga sipil juga tewas.

Serangan itu terjadi sekitar satu kilometer dari kompleks yang diserang oleh Israel pada hari Sabtu, yang mereka klaim menargetkan komandan militer tertinggi Hamas, Mohammed Deif.

Ledakan itu, di area yang juga dikelilingi oleh tenda pengungsi, menewaskan lebih dari 90 warga Palestina, termasuk anak-anak. Masih belum diketahui apakah Deif tewas dalam serangan tersebut.

Baca Juga: Menteri Israel Desak Netanyahu Aneksasi Tepi Barat, Klaim Wilayah Itu Milik Israel

Warga Palestina memegang jenazah kerabat mereka yang tewas dalam pemboman Israel di Jalur Gaza, di kamar mayat rumah sakit di Deir al-Balah, Selasa, 16 Juli 2024. (Sumber: AP Photo)

Serangan di Tengah Proposal Gencatan Senjata

Serangan udara baru terjadi saat Israel dan Hamas terus mempertimbangkan proposal gencatan senjata terbaru. Hamas mengatakan pembicaraan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama sembilan bulan akan terus berlanjut, meski Israel menargetkan Deif.

Para mediator internasional bekerja untuk mendorong Israel dan Hamas mencapai kesepakatan yang akan menghentikan pertempuran dan membebaskan sekitar 120 sandera yang ditahan oleh kelompok militan di Gaza.

Militer Israel mengatakan telah mengeliminasi setengah dari kepemimpinan sayap militer Hamas dan bahwa sekitar 14.000 militan telah tewas atau ditahan. Mereka juga menyatakan telah membunuh enam komandan brigade, lebih dari 20 komandan batalion, dan sekitar 150 komandan kompi dari jajaran Hamas. 

Serangan di Gaza bagian utara dan kota-kota selatan seperti Khan Younis dan Rafah telah menghancurkan jaringan terowongan Hamas yang luas. Serangan ini telah meratakan seluruh lingkungan.

Meski operasi darat terus berlanjut di Rafah, serangan udara kini tampaknya menghantam daerah yang tidak tersentuh oleh serangan sebelumnya di tengah dan "zona aman" pesisir.

Serangan pada Senin malam dan Selasa menghantam kamp-kamp pengungsi Nuseirat dan Zawaida di Gaza tengah. Serangan pada empat rumah menewaskan setidaknya 24 orang, termasuk 10 wanita dan empat anak-anak, menurut pejabat di rumah sakit Al Aqsa di kota terdekat, Deir al-Balah.

Serangan lainnya menghantam sekolah PBB di Nuseirat tempat keluarga-keluarga berlindung, menewaskan setidaknya sembilan orang. Rekaman AP menunjukkan halaman sekolah dipenuhi puing-puing dan logam bengkok dari bangunan yang terkena serangan.

Para pekerja membawa mayat yang dibungkus selimut, sementara wanita dan anak-anak menyaksikan dari kelas-kelas tempat mereka tinggal.

Baca Juga: Delegasi Israel Tiba di Kairo untuk Perundingan Gencatan Senjata, 13 Tawanan Warga Gaza Dibebaskan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato di hadapan anggota parlemen di Knesset, parlemen Israel, di Yerusalem, Rabu, 17 Juli 2024. (Sumber: AP Photo)

Militer Israel mengatakan militan Hamas beroperasi dari sekolah tersebut untuk merencanakan serangan. Klaim ini tidak dapat dikonfirmasi secara independen.

Serangan lainnya di Khan Younis dan Rafah menewaskan 12 orang, menurut pejabat medis dan jurnalis AP. Seorang jurnalis AP menghitung mayat di rumah sakit sebelum pemakaman diadakan di gerbangnya.

Militer Israel mengatakan pesawat angkatan udara menyerang sekitar 40 target di Gaza dalam sehari terakhir, termasuk pos pengamatan, struktur militer Hamas, dan bangunan yang dipenuhi bahan peledak. Israel menyalahkan Hamas atas korban sipil karena militan beroperasi di daerah padat penduduk.

Militer Israel juga mengatakan akan mulai mengirim surat panggilan wajib militer kepada para pria ultra-Ortodoks Yahudi minggu depan—sebuah langkah yang bisa menggoyahkan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan memicu protes besar di komunitas tersebut. Berdasarkan perjanjian politik lama, pria ultra-Ortodoks dibebaskan dari wajib militer, yang wajib bagi sebagian besar pria Yahudi—pembebasan yang menciptakan kebencian di kalangan masyarakat umum Israel.

Perang di Gaza, yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober di selatan Israel, telah menewaskan lebih dari 38.600 orang. Perang ini telah menciptakan bencana kemanusiaan di wilayah Palestina pesisir, mengungsikan sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya, dan memicu kelaparan yang meluas.

Serangan Hamas pada Oktober diklaim Israel menewaskan 1.200 orang, kebanyakan warga sipil, dan militan mengambil sekitar 250 sandera. Sekitar 120 tetap dalam tahanan, dengan sekitar sepertiga dari mereka diyakini telah tewas, menurut otoritas Israel.

Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat. Pada hari Selasa, seorang Palestina menikam seorang polisi Israel, melukainya ringan, sebelum seorang petugas lain menembak mati pelaku yang diidentifikasi sebagai seorang pemuda berusia 19 tahun dari Gaza.


 




Sumber : AP Photo




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x