Kompas TV internasional kompas dunia

Negara Eropa Dilaporkan Tetap Ekspor Senjata ke Israel di Tengah Serangan dan Genosida di Gaza

Kompas.tv - 11 Juli 2024, 18:45 WIB
negara-eropa-dilaporkan-tetap-ekspor-senjata-ke-israel-di-tengah-serangan-dan-genosida-di-gaza
Jet tempur F-35 Israel. Negara-negara Eropa terus memasok senjata ke Israel meski serangan di Gaza berlanjut dan tuduhan genosida semakin keras. Menurut data Anadolu yang terbit hari Kamis, 11/7/2024, negara-negara Eropa terus menjual senjata ke Israel sejak pecah perang dengan Hamas 7 Oktober 2023. (Sumber: Israeli Air Force)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

ANKARA, KOMPAS.TV - Negara-negara Eropa terus memasok senjata ke Israel meski serangan di Gaza berlanjut dan tuduhan genosida semakin keras. Menurut data Anadolu yang terbit hari Kamis, 11/7/2024, negara-negara Eropa terus menjual senjata ke Israel sejak pecah perang dengan Hamas 7 Oktober 2023.

Prancis, Italia, dan Jerman, bersama dengan AS, menyumbang 81% dari impor senjata Timur Tengah antara 2019 dan 2023, menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), sebuah lembaga internasional independen yang berbasis di Swedia yang didedikasikan untuk penelitian konflik, persenjataan, pengendalian senjata, dan pelucutan senjata.

Pengeluaran militer Israel melonjak 24% menjadi US$27,5 miliar atau setara sekitar 444 triliun setelah serangannya di Gaza, menjadikannya pengeluaran militer terbesar kedua di Timur Tengah.

Dari 2014 hingga 2022, Uni Eropa memberikan lisensi ekspor senjata ke Israel senilai sekitar €6,3 miliar atau setara hampir 110 triliun rupiah.

Senjata-senjata ini diduga digunakan dalam serangan yang menewaskan lebih dari 38.300 warga sipil di Gaza, termasuk 10.000 wanita dan lebih dari 15.000 anak-anak.

Meskipun beberapa negara Eropa, termasuk Belgia, Italia, Belanda, dan Spanyol, memutuskan untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel, ada laporan pers bahwa perdagangan ini tetap berlanjut.

Baca Juga: Pemasok Senjata ke Israel Bisa Dituntut ke Mahkamah Internasional, AS, Inggris dan Jerman Cuek

Pengeboman Israel di Gaza, Selasa 28 Mei 2024. Negara-negara Eropa terus memasok senjata ke Israel meski serangan di Gaza berlanjut dan tuduhan genosida semakin keras. Menurut data Anadolu yang terbit hari Kamis, 11/7/2024, negara-negara Eropa terus menjual senjata ke Israel sejak pecah perang dengan Hamas 7 Oktober 2023. (Sumber: AP Photo)

Pemasok Senjata Utama dari Eropa

Jerman tetap menjadi pemasok senjata terbesar Israel dari Eropa, menyediakan sekitar 30% impor Israel antara 2019 dan 2023. Pada 2023, pengiriman senjata Jerman ke Israel meningkat sepuluh kali lipat menjadi €326,5 juta, mencapai puncaknya setelah 7 Oktober.

Sebagian besar ekspor senjata Prancis pada 2019-2023 pergi ke negara-negara di Timur Tengah, menyumbang 34% dari total ekspornya. Negara ini dikenal menyediakan bagian untuk sistem pertahanan misil Israel, yang dikenal sebagai Iron Dome.

Meskipun ada undang-undang yang membatasi penjualan senjata ke pelanggar hak asasi manusia, Italia menjual senjata senilai €2,1 juta ke Israel pada kuartal terakhir 2023.

Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto, mengklaim tidak ada transfer senjata baru ke Israel sejak 7 Oktober, meskipun ada laporan penjualan yang berlanjut oleh perusahaan seperti Leonardo.

Lisensi ekspor Italia ke Israel antara 2014 dan 2022, termasuk untuk kapal perang, senjata kecil, artileri, pesawat, dan amunisi, bernilai total €114 juta.

Inggris telah menerbitkan izin ekspor senilai lebih dari £448 juta ($576 juta) lisensi senjata ke Israel sejak 2015. Selain itu, 15% dari material yang digunakan dalam produksi jet tempur F-35 yang dibeli oleh Israel sejak 2016 dipasok oleh perusahaan Inggris, menurut laporan dari lembaga amal yang berbasis di London, Action on Armed Violence.

Spanyol tidak melaporkan penjualan senjata ke Israel sejak 7 Oktober, tetapi data dari November 2023 menunjukkan transfer amunisi senilai €987,000. Antara 2014 dan 2022, Spanyol menerbitkan lisensi ekspor senilai €99 juta, termasuk untuk amunisi dan kendaraan militer.

Baca Juga: Serbuan Darat, Israel Perintahkan Seluruh Warga Gaza Keluar, Korban Tewas Palestina Tembus 38.300

Helikopter Apache Israel buatan Amerika Serikat. Negara-negara Eropa terus memasok senjata ke Israel meski serangan di Gaza berlanjut dan tuduhan genosida semakin keras. Menurut data Anadolu yang terbit hari Kamis, 11/7/2024, negara-negara Eropa terus menjual senjata ke Israel sejak pecah perang dengan Hamas 7 Oktober 2023. (Sumber: AP Photo)

Pemasok Senjata dari Eropa Lainnya

Belanda menerbitkan lisensi ekspor senilai €19 juta ke Israel antara 2014-2022, dengan puncaknya €10 juta pada 2022. Sebuah putusan pengadilan di negara itu pada 2024 menghentikan ekspor bagian F-35 ke Israel, mengutip risiko pelanggaran hukum kemanusiaan.

Meskipun menghentikan penjualan senjata, perusahaan di Belgia memasok senjata senilai €46 juta ke Israel antara 2014 dan 2022, termasuk bahan peledak dan bagian pesawat.

Portugal menerbitkan lebih dari €12,5 juta lisensi ekspor ke Israel, sebagian besar untuk bahan terkait pesawat.

Lisensi senjata Austria ke Israel totalnya €33 juta, Slovakia €117 juta, dan ekspor senjata Republik Ceko totalnya €127 juta dari 2014-2022, dengan pengiriman terbaru rompi balistik dan peralatan militer.

Penjualan senjata Hungaria melebihi €15 juta, dengan kontrak besar untuk produksi drone yang melibatkan perusahaan Israel dan Jerman. Ekspor senjata Polandia ke Israel sebesar €4,9 juta, Slovenia €6,1 juta, dan Rumania €427 juta termasuk transfer pesawat, kendaraan militer, dan amunisi. Senjata senilai €49 juta dari Bulgaria termasuk bahan peledak dan senjata ringan.

Perusahaan milik negara Serbia, Yugoimport-SDPR, melaporkan ekspor senjata senilai €14 juta ke Israel pada awal 2024. Nilai total dari 21 lisensi ekspor antara Yunani dan Israel tercatat sebesar €7,6 juta.

Baca Juga: Israel Sudah 64 Hari Hentikan Arus Bantuan Masuk ke Gaza, Risiko Kematian akibat Kelaparan Meningkat

Sebuah meriam dari sistem pertahanan Israel, Iron Dome atau Kubah Besi, dikerahkan untuk menghalau roket di Ashkelon, selatan Israel, 7 Agustus 2022. (Sumber: AP Photo/Ariel Schalit)

Negara Nordik dan Baltik

Swedia menerbitkan lisensi senilai kurang dari €1,3 juta untuk penglihatan senjata dan sistem kontrol, dengan kontrak besar dengan Elbit Systems Israel senilai $170 juta pada akhir 2023.

Perusahaan-perusahaan Norwegia dilaporkan menghindari pembatasan yang melarang penjualan senjata ke zona konflik melalui anak perusahaan asing.

Lisensi yang dikeluarkan dari Denmark ke Israel bernilai lebih dari €1 juta, sementara penerbitan lisensi senilai €403.000 pada 2022 adalah penjualan terbesar antara kedua negara. Negara ini menghadapi gugatan dari sekelompok organisasi non-pemerintah atas ekspor senjata ke Israel.

Lisensi Finlandia sebesar €2,4 juta mencakup peralatan elektronik, armor, dan penglihatan senjata.

Lisensi Latvia sebesar €5,9 juta mencapai puncaknya pada €4,1 juta pada 2022. Estonia dan Lithuania memiliki ekspor minimal sekitar €300.000 masing-masing, sebagian besar senjata kecil.

Baca Juga: Israel Minta 25 Negara Tolak Surat Perintah ICC untuk Tangkap Netanyahu

Tank Israel di Gaza, Senin, 6/5/2024. Negara-negara Eropa terus memasok senjata ke Israel meski serangan di Gaza berlanjut dan tuduhan genosida semakin keras. Menurut data Anadolu yang terbit hari Kamis, 11/7/2024, negara-negara Eropa terus menjual senjata ke Israel sejak pecah perang dengan Hamas 7 Oktober 2023. (Sumber: AP Photo)

Kroasia, Luksemburg, Malta, Siprus Selatan

Lisensi Kroasia sebesar €681.000 mencakup persenjataan dan amunisi. Lisensi ekspor antara Luksemburg dan Israel berjumlah sekitar €671.000, sementara total nilai lisensi ekspor Malta ke Israel melebihi €17,5 juta.

Lisensi Siprus Selatan bernilai €97.000, dengan dugaan dukungan untuk logistik militer Barat ke Israel.

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan di Gaza sejak serangan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.

Hampir 38.300 warga Palestina telah tewas sejak itu, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan setidaknya 88.241 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade ketat makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel saat ini menjalani persidangan di Mahkamah Internasional atas tuduhan melakukan genosida di Gaza, yang dalam putusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah di selatan, di mana lebih dari satu juta warga Palestina telah mencari perlindungan dari perang sebelum kota itu diinvasi pada 6 Mei.




Sumber : Anadolu




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x