ADEN, KOMPAS.TV - Pusat Operasi Perdagangan Maritim Inggris mengatakan kelompok Houthi di Yaman kembali melancarkan serangan terhadap kapal kontainer berbendera Amerika Serikat (AS) di Teluk Aden pada Selasa (9/7/2024).
Insiden ini menjadi serangan terbaru terhadap rute perdagangan maritim yang vital tersebut.
Menurut pusat operasi tersebut, kapten kapal melaporkan adanya ledakan di dekat kapal mereka, Maersk Sentosa, yang berada di lepas pantai Nishtun, Yaman, dekat perbatasan dengan Oman.
Pusat Informasi Maritim Bersama (JMIC), yang diawasi oleh Angkatan Laut AS, juga mengonfirmasi identitas kapal tersebut sebagai Maersk Sentosa.
Pada Selasa malam, Houthi mengatakan mereka menargetkan tiga kapal di Laut Arab dan Teluk Aden dengan rudal dan drone.
Dilansir Anadolu Agency, ketiga kapal tersebut adalah satu kapal AS, satu kapal Israel, dan satu lagi kapal yang identitas pemiliknya tidak diungkapkan.
Houthi mengatakan serangan-serangan itu dilakukan karena kapal-kapal itu melanggar larangan grup tersebut terkait akses menuju pelabuhan-pelabuhan Israel.
Baca Juga: Houthi Yaman Perkenalkan Rudal Baru Bernama 'Palestina', Mirip Peluru Kendali Hipersonik Iran
Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengatakan kapal AS, Maersk Sentosa, ditembak "secara langsung dan tepat" di Laut Arab dengan kombinasi rudal balistik dan rudal bersayap.
Sementara kapal Israel, MSC Patnaree, kata Saree, ditembak dengan drone di perairan Teluk Aden.
Ia menambahkan, kapal ketiga, Marathopolis, diserang dengan drone di Laut Arab. Namun, dia tidak mengungkap pemilik kapal tersebut.
Perusahaan Maersk yang berbasis di Denmark, yang merupakan perusahaan pengiriman terbesar di dunia, belum memberikan komentar terkait insiden tersebut.
Dilansir Associeted Press, sejak November, pemberontak Houthi telah menargetkan lebih dari 70 kapal dengan rudal dan drone, menewaskan empat pelaut, menyita satu kapal, dan menenggelamkan dua kapal lainnya.
Houthi sebelumnya menyatakan akan menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel yang melintasi perairannya hingga serangan Israel ke Gaza dihentikan dan bantuan kemanusiaan diizinkan masuk.
Menurut JMIC, serangan terhadap kapal-kapal dagang meningkat drastis pada bulan Juni, mencapai level yang tidak terlihat sejak Desember 2023.
Serangan udara yang dipimpin AS telah menargetkan Houthi sejak Januari, dengan serangkaian serangan pada 30 Mei yang menewaskan setidaknya 16 orang dan melukai 42 lainnya.
Houthi menegaskan serangan mereka menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel, AS atau Inggris sebagai bagian dari dukungan mereka terhadap warga Palestina di Gaza yang dibombardir Israel sejak 7 Oktober 2023.
Akan tetapi, menurut Associated Press, banyak kapal yang diserang sebenarnya tidak memiliki hubungan dengan Israel, termasuk beberapa yang menuju Iran.
Pada 28 Juni lalu, lima rudal mendarat di dekat kapal tanker berbendera Liberia, Delinox, saat berlayar di lepas pantai kota pelabuhan Hodeida yang dikuasai Houthi.
Sehari kemudian, Saree menyatakan Houthi bertanggung jawab atas dua serangan terhadap kapal di Laut Merah, meskipun tidak jelas kapal mana yang dimaksud.
Houthi juga mengaku menggunakan drone dalam serangan pada 27 Juni terhadap kapal pengangkut berbendera Malta, Seajoy.
Pada Selasa, Komando Pusat AS mengeluarkan pernyataan bahwa pasukannya menghancurkan kendaraan udara tak berawak Houthi di wilayah yang dikuasai oleh kelompok tersebut di Yaman.
Baca Juga: Houthi Yaman Tahan 9 Staf PBB Mendadak, PBB Murka
Sumber : Associated Press, Anadolu Agency
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.