Pada 13 Desember 1969, Bergoglio ditahbiskan sebagai imam oleh Uskup Agung Ramón José Castellano. Perjalanannya berlanjut dengan pendidikan tambahan di Universitas Alcalá de Henares, Spanyol, dan pada 22 April 1973, ia mengikrarkan profesi terakhirnya dengan Serikat Yesus.
Bergoglio kemudian memegang berbagai peran penting dalam Serikat Yesus di Argentina, termasuk sebagai Provinsial Jesuit dan rektor di Colegio Máximo.
Karier gerejawinya semakin meningkat ketika Paus Yohanes Paulus II menunjuknya sebagai Uskup Auca dan Uskup Auksilier Buenos Aires pada 20 Mei 1992.
Dengan motto episkopal "Miserando atque eligendo," ia terus menunjukkan komitmennya pada pelayanan pastoral yang sederhana dan penuh belas kasih.
Puncak karirnya di Argentina tercapai saat ia diangkat menjadi Uskup Agung Buenos Aires pada 28 Februari 1998 dan kemudian sebagai Kardinal oleh Paus Yohanes Paulus II pada 21 Februari 2001.
Di tengah krisis keuangan Argentina tahun 2001, Bergoglio tampil sebagai suara moral yang kuat, menekankan pentingnya keadilan sosial dan solidaritas.
Sebagai Uskup Agung Buenos Aires, Bergoglio mempromosikan empat tujuan utama: komunitas yang terbuka dan bersaudara, keterlibatan aktif kaum awam, usaha evangelisasi yang menjangkau setiap penduduk kota, serta bantuan bagi yang miskin dan sakit. Ia mendorong para imam dan umat untuk bekerja bersama dalam mewujudkan visi ini.
Pada 13 Maret 2013, dalam sebuah konklaf yang penuh harap, Bergoglio terpilih sebagai Paus, mengambil nama Fransiskus sebagai penghormatan kepada Santo Fransiskus dari Assisi.
Kepausannya ditandai dengan semangat kesederhanaan dan kerendahan hati, mencerminkan dedikasinya kepada "gereja miskin untuk orang miskin."
Baca Juga: Agenda Paus Fransiskus Selama Kunjungan ke Indonesia, Ini Jadwalnya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.