GAZA, KOMPAS.TV - Pasukan Israel kembali mengebom sekolah yang menampung pengungsi Palestina di Jalur Gaza. Sejumlah orang terluka akibat serangan Israel yang menyasar sekolah di kamp pengungsi Nuseirat di bagian tengah Gaza.
Sekolah tersebut merupakan fasilitas yang dikelola Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).
Lembaga PBB itu mencatat setidaknya terdapat 450 bangunan UNRWA di Jalur Gaza yang diserang Israel sejak Oktober 2023.
Pasukan Israel diketahui meluncurkan gelombang serangan di kamp pengungsi Nuseirat pada Senin (8/7/2024) malam waktu setempat. Setidaknya enam orang terbunuh dalam serangkaian serangan ini.
Di tempat terpisah, seorang pria dan dua anaknya terbunuh saat Israel menyerang Deir Al-Balah. Lima orang Palestina terbunuh dalam serangan di Kota Gaza.
Baca Juga: Ribuan Warga Palestina Mengungsi di Stadion Sepak Bola Gaza, Begini Kondisi Mereka
Pada Sabtu (6/7/2024) lalu, Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan sedikitnya 16 orang terbunuh setelah Israel menyerang sekolah PBB, al-Jaouni, yang menampung pengungsi di Nuseirat.
Serangan Israel itu juga menyebabkan 75 orang lebih terluka.
Pada Sabtu malam, militer Israel mengeluarkan pernyataan yang membenarkan serangan tersebut. Namun, mereka berdalih "menyerang beberapa teroris" di sekolah tersebut.
Menurut reporter Al Jazeera, Hind Khoudary, ratusan keluarga Palestina berlindung di sekolah tersebut setelah dipaksa mengungsi karena bombardir Israel di wilayah-wilayah Gaza lainnya.
Dia mengatakan para pengungsi memilih mengungsi ke bagian tengah Jalur Gaza karena Israel mengatakan bagian tengah sebagai "zona aman".
Pasukan Israel mengeluarkan perintah agar warga Palestina meninggalkan sejumlah daerah di Kota Gaza.
Baca Juga: Studi The Lancet: Korban Tewas di Gaza Mungkin Lampaui 186.000 Jiwa, 8 Persen dari Total Populasi
Jurnalis Al Jazeera di Deir Al-Balah, Hani Mahmoud, melaporkan bahwa perintah tersebut menimbulkan kepanikan dan menilainya sebagai pemindahan paksa.
"Apa yang dideskripsikan militer Israel sebagai perintah evakuasi faktanya sangat berbeda dari apa yang kami lihat, orang-orang berlarian di tengah serangan tanpa henti dari satu perkampungan ke perkampungan lain," kata Mahmoud.
"Ini lebih merupakan pemindahan paksa daripada evakuasi, karena orang-orang kabur ke area yang diserang. Zona aman yang ditetapkan hanyalah area jebakan kematian bagi keluarga pengungsi."
Serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu telah membunuh setidaknya 38.193 jiwa di Jalur Gaza, lebih dari 15.000 adalah anak-anak. Sementara sedikitnya 87.903 orang dilaporkan terluka akibat serangan Israel.
Baca Juga: Israel Menyerbu Kota Gaza, Hamas Peringatkan Negosiasi Gencatan Senjata Bisa Batal
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.