Polisi membarikade jalan menuju Rumah Pemerintahan, menghentikan langkah para demonstran yang kemudian mendirikan kemah di area tersebut.
Seorang pejabat kemudian menerima petisi tertulis dari kelompok tersebut.
Pada Mei lalu, Perdana Menteri Srettha Thavisin menyatakan keinginannya untuk melarang ganja kembali yang memicu beberapa protes dari pendukung karena dinilai akan merusak perekonomian.
Ganja legal diketahui telah mendukung sektor pariwisata dan pertanian Thailand serta memunculkan ribuan toko ganja.
Pock Pechthong, seorang petani ganja yang turut serta dalam aksi protes mengatakan, regulasi lebih ketat diperlukan.
Tetapi pelarangan total akan merugikan banyak orang yang telah berinvestasi dalam bisnis ini.
"Semua orang sudah mengeluarkan banyak uang. Saya seorang petani, jadi kekhawatiran utama kami adalah tidak bisa menanam atau menggunakannya," katanya.
Setelah ganja didekriminalisasi pada 2022, awalnya dikatakan bahwa ganja hanya diperbolehkan untuk penggunaan medis.
Namun dalam praktiknya, penjualan ganja di pasar tetap tidak diatur sehingga memicu kekhawatiran publik dan pemerintah tentang penyalahgunaan dan kejahatan.
Bulan lalu, Menteri Kesehatan Somsak Thepsuthin mengatakan, survei online menunjukkan lebih dari 80% dari 111.201 peserta menyetujui pelarangan, meskipun hasil survei tersebut tidak dipublikasikan.
Baca Juga: Eks PM Thailand Thaksin Shinawatra Didakwa Hina Kerajaan, Janji Ikuti Proses Hukum
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.