Kompas TV internasional kompas dunia

Uji Coba Rudal Hipersonik Korea Utara Diduga Gagal, Meledak di Udara

Kompas.tv - 26 Juni 2024, 14:19 WIB
uji-coba-rudal-hipersonik-korea-utara-diduga-gagal-meledak-di-udara
Jejak kondensasi yang diyakini berasal dari rudal Korea Utara terlihat di lepas pantai Pulau Yeonpyeong, Korea Selatan, Rabu, 26 Juni 2024. Sebuah rudal hipersonik yang diduga diluncurkan oleh Korea Utara meledak saat terbang pada hari Rabu, kata militer Korea Selatan (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

Kapal induk canggih USS Theodore Roosevelt tiba di Korea Selatan pada Sabtu lalu, dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol naik ke kapal induk tersebut hari Selasa. Yoon Suk Yeol menjadi Presiden Korea Selatan pertama yang naik kapal induk AS sejak 1994.

Yoon mengatakan kepada pasukan AS dan Korea Selatan di kapal induk tersebut bahwa aliansi negara mereka adalah yang terbesar di dunia dan dapat mengalahkan musuh mana pun.

Dia mengatakan kapal induk AS akan berangkat pada hari Rabu untuk latihan Korea Selatan-AS-Jepang, yang disebut Freedom Edge. Pelatihan ini bertujuan untuk mengasah respons gabungan negara-negara tersebut di berbagai bidang operasi, termasuk udara, laut, dan dunia maya.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan Korea Utara, Kim Kang Il, pada Senin menyebut penempatan kapal induk AS sebagai tindakan ceroboh dan berbahaya. Korea Utara sebelumnya menyebut latihan besar AS-Korea Selatan sebagai latihan invasi dan bereaksi dengan uji coba rudal.

Pejabat Seoul mengatakan latihan Korea Selatan-AS-Jepang yang akan datang bertujuan untuk memperkuat kemampuan respons ketiga negara terhadap ancaman nuklir Korea Utara yang berkembang saat Korea Utara meningkatkan kemitraan militernya dengan Rusia.

Selama pertemuan puncak di Pyongyang minggu lalu, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani kesepakatan yang mengharuskan masing-masing negara untuk memberikan bantuan jika diserang dan berjanji untuk meningkatkan kerja sama lainnya. Pengamat mengatakan kesepakatan tersebut merupakan hubungan terkuat antara kedua negara sejak akhir Perang Dingin.

AS dan mitranya percaya Korea Utara memasok senjata konvensional yang sangat dibutuhkan Rusia untuk perangnya di Ukraina sebagai imbalan atas bantuan militer dan ekonomi.

Laporan peluncuran rudal Korea Utara adalah demonstrasi senjata pertama sejak Kim Jong Un pada 30 Mei lalu mengawasi peluncuran peluncur roket berkapasitas nuklir untuk menyimulasikan serangan pendahuluan terhadap Korea Selatan.

Sejak 2022, Korea Utara mempercepat laju uji coba senjatanya untuk meningkatkan kemampuan serangan nuklir dalam menghadapi apa yang disebutnya ancaman militer AS yang semakin ngeri. Para ahli asing mengatakan Korea Utara bertujuan menggunakan persenjataan nuklir untuk mendapatkan konsesi yang lebih besar dari AS ketika diplomasi dilanjutkan.


 

 



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x