WASHINGTON, KOMPAS.TV - Seorang jenderal Amerika Serikat (AS) memperingatkan Israel mengenai risiko yang akan dihadapinya jika perang dengan Hizbullah benar-benar terjadi.
Ia mengatakan Iran bakal turun tangan jika perang Israel-Hizbullah pecah.
Jenderal Angkatan Udara dan pemimpin Kepala Staf Gabungan AS Charles Q Brown memperingatkan hal itu pada Minggu (23/6/2024).
Baca Juga: Taiwan Balas Ancaman China, Presiden William Lai: Kediktatoran Itu Kejahatan
Brown mengatakan Iran akan cenderung lebih mendukung Hizbullah dibandingkan Hamas di Gaza.
“Terutama jika mereka merasa bahwa Hizbullah sedang terancam secara signifikan,” katanya, dikutip The Times of Israel.
Pejabat Israel mengancam akan melakukan serangan militer ke Lebanon jika tak ada negosiasi untuk mendorong Hizbullah menjauh dari perbatasan.
Hizbullah memang meningkatkan sejumlah serangan ke kota dan pos-pos militer Israel di dekat Lebanon setelah Israel semakin sering melancarkan serangan ke wilayahnya.
Beberapa hari lalu, militer Israel mengatakan telah menyetujui dan memvalidasi rencana untuk melakukan serangan ke Lebanon.
Padahal, AS tengah berusaha menghalau agar pertempuran tidak menjadi perang menyeluruh.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan solusi diplomatik bisa tercapai atas masalah ini.
Namun, ia menegaskan jika diperlukan, ia akan menyelesaikan masalah dengan Hizbullah dengan cara yang berbeda.
Baca Juga: Netanyahu Sebut Serbuan Intens Israel ke Rafah Segera Usai, Perang di Gaza Bakal Selesai?
“Kami akan bertempur di beberapa front, dan kami akan siap melakukan itu,” katanya.
Masalah dengan Hizbullah, diyakini menjadi salah satu bahasan dalam kunjungan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant ke Washington.
Iran sendiri merupakan penyokong baik persenjataan dan pendanaan bagi Hizbullah.
Dilansir Al Jazeera, pada Senin (24/6/2024), militer Israel mengatakan jet-jet tempurnya menyerang sejumlah target Hizbullah di bagian selatan Lebanon.
Israel mengatakan serangan itu menghantam situs militer Hizbullah di Desa Aitaroun dan infrastruktur operasional organisasi tersebut di Kfar Kila dan Khiam.
Militer Israel juga mengonfirmasi dua tentaranya terluka, salah satunya serius, setelah rudal antitank ditembakkan ke Kota Metula dari Lebanon. Media Israel melaporkan serangan itu pada Minggu (23/6/2024) malam waktu setempat.
Sementara kantor berita Lebanon, Senin, melaporkan, Israel menargetkan sebuah tim pertahanan sipil di Desa Taybeh di selatan Lebanon dengan artileri.
Menurut laporan tersebut, satu anggota tim tersebut terluka karena pecahan peluru yang mengenai dadanya.
Kedua pihak terlibat baku tembak hampir setiap hari sejak Israel melancarkan serangan ke Gaza usai Hamas menyerang wilayah Israel pada 7 Oktober 2023.
Sumber : Times of Israel, Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.