Dari 6 Mei hingga 6 Juni, PBB menerima rata-rata 68 truk bantuan setiap hari, menurut data dari kantor kemanusiaan PBB, OCHA. Jumlah ini turun dari 168 truk per hari di bulan April dan jauh di bawah kebutuhan 500 truk per hari menurut kelompok bantuan.
Baca Juga: Tentara Israel Lakukan 5.698 Pelanggaran Berat ke Anak-Anak Palestina, Termasuk Pembunuhan
Aliran bantuan di Gaza selatan menurun justru ketika kebutuhan kemanusiaan meningkat. Lebih dari 1 juta warga Palestina, banyak dari mereka yang sudah mengungsi, melarikan diri dari Rafah setelah invasi, memenuhi bagian lain dari Gaza selatan dan tengah.
Kebanyakan dari mereka kini tinggal di kamp-kamp tenda yang sederhana, menggunakan parit sebagai toilet, dengan limbah terbuka di jalanan.
COGAT mengatakan tidak ada pembatasan masuknya truk. Mereka mengklaim lebih dari 8.600 truk segala jenis, baik bantuan maupun komersial, masuk ke Gaza dari semua perbatasan antara 2 Mei hingga 13 Juni, rata-rata 201 truk per hari. Namun banyak bantuan yang menumpuk di perbatasan dan belum mencapai tujuan akhirnya.
Juru bicara COGAT, Shimon Freedman, mengatakan bahwa PBB yang bertanggung jawab atas penumpukan kargo di sisi Gaza dari Kerem Shalom. Dia menyebut badan-badan tersebut memiliki masalah logistik mendasar yang belum mereka atasi, terutama kekurangan truk.
PBB membantah tuduhan tersebut. Mereka mengatakan bahwa pertempuran antara Israel dan Hamas seringkali membuat truk-truk PBB terlalu berbahaya untuk beroperasi di dalam Gaza menuju Kerem Shalom yang berada di dekat perbatasan Israel.
Baca Juga: AS Sanksi Kelompok Ekstremis Israel yang Bakar Truk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza, Biden Mulai Keras?
PBB juga menyebutkan bahwa lambatnya pengiriman disebabkan karena militer Israel harus mengizinkan para pengemudi untuk menuju lokasi tersebut, sebuah sistem yang menurut Israel dirancang demi keamanan pengemudi.
Karena kurangnya keamanan, truk bantuan dalam beberapa kasus juga dijarah oleh kerumunan saat melintasi jalan-jalan Gaza.
Pengaturan baru ini bertujuan untuk mengurangi kebutuhan koordinasi pengiriman dengan menyediakan jendela waktu 11 jam tanpa gangguan setiap hari agar truk dapat bergerak masuk dan keluar dari perbatasan. Tidak jelas apakah militer akan menyediakan keamanan untuk melindungi truk bantuan saat mereka bergerak di sepanjang jalan raya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.