“Mereka yang melihat bahwa perdana menteri mengatakan Armenia mundur dari CSTO telah salah,” kata Mirzoyan.
Hubungan Armenia dan Rusia, yang merupakan sekutu dan sponsor jangka panjang, semakin memburuk setelah kampanye militer Azerbaijan ke wilayah Karabakh.
Kampanye militer itu mengakhiri tiga dekade berkuasanya etnis separatis Armenia di wilayah tersebut.
Pemerintah Armenia menuduh pasukan penjaga perdamaian Rusia yang dikerahkan ke Nagorno-Karabakh setelah pertempuran pada 2020, gagal menghentikan keberingasan Azerbaijan.
Rusia yang memiliki markas militer di Armenia, membantah tuduhan tersebut dan berargumen tentaranya tak memiliki mandat untuk ikut campur.
Pashinya mengecam CSTO atas kegagalan memberikan perlindungan ke Armenia, dan menuduh beberapa anggotanya berpihak ke Azerbaijan.
“Ternyata anggota mereka gagal memenuhi kewajiban mereka di bawah kesepakatan dan berencana perang melawan kami berdampingan dengan Azerbaijan,” tutur Pashinyan.
Baca Juga: Argentina Rusuh Usai Upaya Pemotongan Anggaran Negara oleh Presiden Javier Milei, Bak Medan Perang
Rusia melakukan tindakan penyeimbangan yang rumit, berusaha menjaga hubungan dekat dengan Armenia, sekaligus menjaga hubungan hangat dengan Azerbaijan, serta sekutu utama Turki, yang merupakan mitra ekonomi utama Moskow di tengah sanksi Barat.
Rusia sendiri marah atas upaya Pashinyan yang memperdalam hubungan Armenia dengan Barat, dan menjauhkan negaranya dari CSTO.
Rusia juga kesal dengan keputusan Armenia bergabung dengan Pengadilan Kriminal Internasional, yang tahun lalu mendakwa Putin atas dugaan perang di Ukraina.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.