JAKARTA, KOMPAS.TV - Pada Senin (10/6/2024), Dewan Keamanan PBB akhirnya menyetujui resolusi gencatan senjata di Gaza yang disponsori Amerika Serikat (AS).
Resolusi tersebut disetujui oleh 14 dari 15 anggota Dewan Keamanan, sementara Rusia abstain.
Dilansir Associated Press, resolusi terbaru itu mendesak Israel dan Hamas “sepenuhnya melaksanakan ketentuan tanpa penundaan dan tanpa syarat.”
Namun, kenyataannya, AS sebelumnya telah memveto tiga resolusi gencatan senjata yang bertujuan untuk mengakhiri pertumpahan darah di Gaza, di mana sekitar 2,3 juta warga Palestina terjebak akibat blokade Israel yang diterapkan sejak 2007?
Washington kini berlagak bak pahlawan, dan melupakan perannya yang turut menyebabkan sekitar 37.000 lebih nyawa melayang di Gaza.
Baca Juga: Hamas dan Otoritas Palestina Sambut Resolusi Dewan Keamanan PBB soal Gencatan Senjata di Gaza
Menurut data yang dirilis Al Jazeera, per 11 Juni 2024 pukul 19.30 WIB, serangan Israel ke Gaza yang dimulai 7 Oktober 2023, telah menyebabkan sedikitnya 37.164 orang tewas di Gaza. Angka itu termasuk lebih dari 15.000 anak-anak.
Sementara lebih dari 84.800 orang terluka dan 10.000 lebih dinyatakan hilang.
Israel menyerang Gaza, setelah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023. Israel mengeklaim hampir 1.200 orang tewas dalam serangan tersebut.
Oktober 2023
Dilansir The New York Times, pada Oktober 2023, Brasil mengusulkan resolusi yang menyerukan akses kemanusiaan dan perlindungan terhadap warga sipil di Gaza, serta pembebasan tawanan Israel.
Resolusi tersebut juga mengecam serangan Hamas ke wilayah Israel.
Namun, resolusi tersebut gagal diadopsi setelah AS menggunakan hak vetonya. Sementara dua anggota permanen Dewan Keamanan lainnya, Rusia dan Inggris, abstain.
Saat itu, AS berdalih pihaknya tidak dapat mendukung resolusi yang tidak menyebutkan hak Israel untuk mempertahankan diri.
Baca Juga: AS Desak Hamas Terima Proposal Gencatan Senjata, padahal Netanyahu yang Menolak Berulang Kali
Desember 2023
Pada Desember 2023, AS memveto resolusi gencatan senjata yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.
Resolusi tersebut didukung Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan 13 anggota Dewan Keamanan. Sementara Inggris abstain.
AS kembali berdalih Israel berhak untuk mempertahankan diri dari serangan Hamas. Perwakilan AS di Dewan Keamanan PBB saat itu, Robert A. Wood, mengatakan resolusi gencatan senjata segera dan tanpa syarat “tidak realistis” dan “berbahaya.”
“...ini hanya akan menyebabkan Hamas tetap ada, dan bisa berkumpul kembali dan mengulang apa yang dilakukannya pada 7 Oktober.”
Baca Juga: Menlu AS Klaim Netanyahu Setuju Usulan Gencatan Senjata di Gaza
Februari 2024
AS kembali menggunakan hak vetonya untuk menggagalkan lolosnya resolusi gencatan senjata di Gaza pada Februari 2024.
Kali ini, dalih yang digunakan adalah resolusi tersebut dapat mengganggu proses negosiasi pertukaran tahanan.
Resolusi yang disusun oleh Aljazair itu mendapat persetujuan dari 13 anggota Dewan Keamanan, sementara Inggris, lagi-lagi, abstain.
Keputusan AS untuk memveto (lagi) resolusi gencatan senjata dikecam Duta Besar Aljazair untuk PBB Amar Bendjama.
Dia menilai veto AS “menunjukkan dukungan terhadap kekerasan brutal dan hukuman kolektif yang dijatuhkan kepada” warga Palestina.
Sumber : The New York Times, Associated Press, Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.