Gajah, hewan darat terbesar di bumi, dikenal sangat cerdas, punya ingatan tajam dan keterampilan memecahkan masalah serta komunikasi yang canggih. Penelitian sebelumnya menunjukkan mereka terlibat dalam perilaku yang rumit, seperti menggunakan isyarat visual, akustik, dan taktil, saat menyapa satu sama lain.
Mengapa seekor gajah memanggil gajah lain dengan "nama"?
“Kami tidak tahu secara menyeluruh, tetapi dari analisis kami, ini tampak umum selama panggilan kontak di mana seekor gajah memanggil individu lain, sering kali dengan nama,” kata ahli biologi konservasi Universitas Negeri Colorado dan salah satu penulis studi George Wittemyer, ketua dewan ilmiah kelompok konservasi Save the Elephants.
“Ini juga sering terjadi pada gemuruh yang dilakukan induk gajah kepada anak-anaknya, sering kali untuk menenangkan mereka atau memeriksa keadaan mereka. Kami mengira akan menemukannya dalam upacara penyambutan, tetapi ternyata hal ini kurang umum pada jenis panggilan tersebut,” tambah Dr. Wittemyer.
Baca Juga: Penemuan Fosil Gading Gajah Purba Sepanjang 1,5 Meter
Menggunakan label vokal spesifik individu, atau nama, adalah jarang terjadi, tetapi bukan tanpa preseden di kerajaan hewan. Lumba-lumba dan burung beo juga telah terbukti melakukan ini.
Namun ketika mereka melakukannya, mereka hanya meniru suara yang dibuat oleh hewan lain. Pada gajah, label vokal bukan sekadar meniru suara yang dibuat oleh penerima.
“Sebaliknya, nama mereka tampaknya tidak memiliki korelasi langsung dengan atribut individu atau karakteristik spesifik, mirip dengan nama manusia,” kata Dr. Pardo. “Memanggil individu dengan nama semacam ini kemungkinan memerlukan kemampuan untuk beberapa tingkat pemikiran abstrak.”
“Saya pikir penelitian ini menyoroti betapa cerdasnya gajah, dan saya berharap itu meningkatkan minat dalam konservasi dan perlindungan mereka,” tambah Dr. Wittemyer.
Apakah manusia suatu hari nanti dapat "berbicara" dengan gajah?
“Hal itu akan sangat menarik, tetapi kita masih memiliki banyak hal yang perlu dipelajari sebelum itu bisa terjadi,” kata Dr. Wittemyer.
“Kami masih belum sepenuhnya memahami cara gajah mengodekan informasi dalam vokalisasi mereka. Kami perlu memahami ini terlebih dahulu sebelum kita dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang mereka.” pungkasnya.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.