“Netanyahu menghalangi kita untuk maju menuju kemenangan sejati,” ujar Gantz pada pidatonya dikutip dari The Guardian.
“Untuk alasan ini kami meninggalkan pemerintahan darurat hari ini, dengan berat hati, namun dengan sepenuh hati,” tambahnya.
Gantz juga menyerukan kepada Netanyahu untuk segera menetapkan tanggal pemilihan.
“Jangan biarkan negara kita terpecah belah,” ujarnya.
Namun, langkah Gantz untuk mundur tak langsung menjadi ancaman bagi Netanyahu, mengingat ia masih mengontrol mayoritas koalisi di parlemen.
Meski begitu, hal tersebut akan mempengaruhi kehormatan pemerintahn Israel di panggung internasional.
Baca Juga: Narendra Modi Dilantik untuk Masa Jabatan Ketiga sebagai Perdana Menteri India
Pasalnya, Gantz yang merupakan politikus poros tengah cukup disukai oleh Amerika Serikat (AS).
Ia dilihat berguna untuk menjadi rem bagi Netanyahu, dan tanpa kehadirannya berarti sekutu sayap kanan sang PM akan memiliki lebih banyak peran untuk mengarahkan perang di Gaza.
Juga diyakini bakal meningkatkan ancaman perang dengan Hizbullah di Lebanon.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.