WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden didesak menghentikan secara permanen seluruh pengiriman senjata ke Israel, pun menekan sekutunya untuk mengakhiri perang di Gaza.
Desakan ini dilontarkan oleh Persatuan Nasional untuk Kemajuan Warga Kulit Berwarna (NAACP), organisasi hak asasi manusia orang Afrika-Amerika di AS, Kamis (6/6/2024).
NAACP mengingatkan, dukungan Biden terhadap Israel dapat merugikan dirinya di kalangan pemilih kulit hitam dalam pemilu November.
"NAACP meminta Presiden Biden menarik garis merah dan menghentikan pengiriman semua senjata dan artileri ke Israel dan negara lain yang memasok senjata ke Hamas dan organisasi teroris lainnya. Sangat penting kekerasan yang telah merenggut begitu banyak nyawa sipil segera dihentikan," kata organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan yang pertama kali disampaikan kepada Straits Times.
Sikap NAACP ini merupakan peringatan bahwa dukungan kuat Biden untuk Israel bisa membuatnya kehilangan dukungan pemilih kulit hitam pada pemilu 5 November mendatang.
NAACP, atau National Association for the Advancement of Colored People, adalah organisasi hak sipil berpengaruh yang berdiri tahun 1909 dan memperjuangkan keadilan rasial serta hak-hak warga kulit hitam Amerika. Tindakan ini merupakan salah satu dari sedikit kasus di mana NAACP mengambil posisi dalam kebijakan luar negeri AS terhadap negara tanpa populasi kulit hitam yang signifikan.
Organisasi hak sipil yang berusia 115 tahun ini mengatakan Israel punya hak untuk membela diri setelah serangan kelompok perlawanan Hamas pada 7 Oktober yang diklaim menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang.
NAACP juga mendesak Hamas segera mengembalikan para sandera dan "menghentikan semua aktivitas teroris." Mereka juga mendesak Israel untuk "berkomitmen pada strategi ofensif yang sesuai dengan hukum internasional dan kemanusiaan." Israel menghadapi tuduhan di Mahkamah Internasional bahwa mereka melanggar konvensi genosida, yang mereka bantah.
NAACP menyatakan AS harus menggunakan pengaruhnya atas Israel untuk membawa gencatan senjata permanen ke Gaza. Menurut otoritas kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas, serangan brutal Israel telah menewaskan lebih dari 36.500 warga Palestina, menyebabkan kelaparan yang meluas dan memaksa sebagian besar penduduk meninggalkan rumah mereka.
Baca Juga: Janji Donald Trump Bila Menang Pemilu AS: Mahasiswa Pro Palestina Saya Usir
Pemilih kulit hitam sejak lama menjadi konstituen setia Demokrat, dan mereka memainkan peran penting dalam kemenangan Biden pada tahun 2020 ketika ia mengalahkan Donald Trump. Namun, jajak pendapat menunjukkan kurangnya antusiasme untuk Biden di kalangan pemilih kulit hitam.
Awal tahun ini, lebih dari 1.000 pendeta kulit hitam mendesak Biden untuk mengamankan gencatan senjata dalam krisis ini.
Jajak pendapat oleh Carnegie Endowment for International Peace pada bulan Maret menemukan 59% warga kulit hitam Amerika percaya bantuan militer AS ke Israel hanya boleh digunakan untuk pertahanan diri dan sesuai dengan standar hak asasi manusia.
Kampanye pemilihan ulang Biden tidak terlalu khawatir pemilih kulit hitam akan beralih ke Trump, tetapi mereka khawatir terlalu banyak dari mereka yang mungkin tidak ikut memilih karena kurangnya antusiasme, kata para pejabat kampanye seperti dikutip Straits Times, Kamis (6/6).
Setelah tekanan domestik dan kemarahan internasional yang semakin meningkat, Biden menghentikan pengiriman senjata bulan lalu untuk menghindari kemungkinan penggunaannya dalam serangan Israel di kota Rafah, Gaza. Namun, penghentian tersebut bersifat terbatas, dan AS tetap menjadi pemasok bantuan militer terbesar untuk Israel.
Pada Jumat, Biden mengatakan Israel mengusulkan gencatan senjata baru di Gaza dengan imbalan pembebasan sandera. Dia menyerukan Hamas untuk menyetujui tawaran baru tersebut, mengatakan itu adalah cara terbaik untuk mengakhiri konflik.
"Sudah waktunya perang ini berakhir dan hari berikutnya dimulai," kata Biden.
Baca Juga: Trump Dipastikan Tetap Bisa Nyapres Walau Diputus Bersalah: Di AS, Napi Boleh Jadi Presiden
Seperti dikutip Straits Times, Presiden NAACP Derrick Johnson mengatakan AS perlu menunjukkan kepemimpinan moral dan berhenti mengirim senjata ke Israel karena banyaknya kematian sipil. Israel mengatakan mereka berusaha menghindari korban sipil dan menyalahkan Hamas karena, katanya, menyembunyikan personel dan pusat komando mereka di antara warga sipil.
Johnson mengatakan keputusan NAACP untuk berbicara sebagian didorong oleh warga kulit hitam Amerika muda yang ngeri melihat gambar-gambar kematian warga sipil Palestina di ponsel pintar mereka.
"Ini menimbulkan banyak pertanyaan mengapa uang pajak kita digunakan untuk membahayakan warga sipil," kata Johnson.
Partai Demokrat sangat terpecah atas penanganan Biden terhadap perang di Gaza dan protes di kampus-kampus AS terhadapnya, menurut jajak pendapat Straits Times pada bulan Mei.
Sekitar 44% pemilih terdaftar Demokrat mengatakan mereka tidak setuju dengan cara Biden menangani krisis tersebut. Mereka yang tidak setuju cenderung tidak akan memilih Biden.
Konflik ini juga telah memicu antisemitisme, Islamofobia, dan xenofobia di AS yang menurut Johnson akan terus berkembang seiring berlanjutnya pertempuran. Aktivis hak asasi manusia telah melaporkan peningkatan global dalam Islamofobia, bias anti-Palestina, dan antisemitisme sejak 7 Oktober.
Johnson mengatakan NAACP tidak percaya dukungan Biden untuk Israel bertanggung jawab atas tren tersebut tetapi menginginkan AS untuk lebih tegas memajukan perdamaian dengan menahan pengiriman senjata.
"Kami percaya, adalah tanggung jawab negara ini untuk merancang jalur untuk mengurangi apa yang kami lihat sehingga ada resolusi damai," kata Johnson.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.