Kompas TV internasional kompas dunia

Organisasi Kulit Hitam Desak Biden Stop Kirim Senjata ke Israel, Potensi Kehilangan Suara di Pilpres

Kompas.tv - 7 Juni 2024, 07:20 WIB
organisasi-kulit-hitam-desak-biden-stop-kirim-senjata-ke-israel-potensi-kehilangan-suara-di-pilpres
Presiden NAACP Derrick Johnson mengatakan AS perlu menunjukkan kepemimpinan moral dan berhenti mengirim senjata ke Israel karena banyaknya kematian sipil. (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden didesak menghentikan secara permanen seluruh pengiriman senjata ke Israel, pun menekan sekutunya untuk mengakhiri perang di Gaza. 

Desakan ini dilontarkan oleh Persatuan Nasional untuk Kemajuan Warga Kulit Berwarna (NAACP), organisasi hak asasi manusia orang Afrika-Amerika di AS, Kamis (6/6/2024).

NAACP mengingatkan, dukungan Biden terhadap Israel dapat merugikan dirinya di kalangan pemilih kulit hitam dalam pemilu November. 

"NAACP meminta Presiden Biden menarik garis merah dan menghentikan pengiriman semua senjata dan artileri ke Israel dan negara lain yang memasok senjata ke Hamas dan organisasi teroris lainnya. Sangat penting kekerasan yang telah merenggut begitu banyak nyawa sipil segera dihentikan," kata organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan yang pertama kali disampaikan kepada Straits Times.

Sikap NAACP ini merupakan peringatan bahwa dukungan kuat Biden untuk Israel bisa membuatnya kehilangan dukungan pemilih kulit hitam pada pemilu 5 November mendatang.

NAACP, atau National Association for the Advancement of Colored People, adalah organisasi hak sipil berpengaruh yang berdiri tahun 1909 dan memperjuangkan keadilan rasial serta hak-hak warga kulit hitam Amerika. Tindakan ini merupakan salah satu dari sedikit kasus di mana NAACP mengambil posisi dalam kebijakan luar negeri AS terhadap negara tanpa populasi kulit hitam yang signifikan.

Organisasi hak sipil yang berusia 115 tahun ini mengatakan Israel punya hak untuk membela diri setelah serangan kelompok perlawanan Hamas pada 7 Oktober yang diklaim menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang.

NAACP juga mendesak Hamas segera mengembalikan para sandera dan "menghentikan semua aktivitas teroris." Mereka juga mendesak Israel untuk "berkomitmen pada strategi ofensif yang sesuai dengan hukum internasional dan kemanusiaan." Israel menghadapi tuduhan di Mahkamah Internasional bahwa mereka melanggar konvensi genosida, yang mereka bantah.

NAACP menyatakan AS harus menggunakan pengaruhnya atas Israel untuk membawa gencatan senjata permanen ke Gaza. Menurut otoritas kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas, serangan brutal Israel telah menewaskan lebih dari 36.500 warga Palestina, menyebabkan kelaparan yang meluas dan memaksa sebagian besar penduduk meninggalkan rumah mereka.

Baca Juga: Janji Donald Trump Bila Menang Pemilu AS: Mahasiswa Pro Palestina Saya Usir

Warga Palestina berjalan di antara puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan udara dan darat Israel di Jabaliya, bagian utara Jalur Gaza, Kamis, 30 Mei 2024. (Sumber: AP Photo)

Pemilih kulit hitam sejak lama menjadi konstituen setia Demokrat, dan mereka memainkan peran penting dalam kemenangan Biden pada tahun 2020 ketika ia mengalahkan Donald Trump. Namun, jajak pendapat menunjukkan kurangnya antusiasme untuk Biden di kalangan pemilih kulit hitam.

Awal tahun ini, lebih dari 1.000 pendeta kulit hitam mendesak Biden untuk mengamankan gencatan senjata dalam krisis ini.

Jajak pendapat oleh Carnegie Endowment for International Peace pada bulan Maret menemukan 59% warga kulit hitam Amerika percaya bantuan militer AS ke Israel hanya boleh digunakan untuk pertahanan diri dan sesuai dengan standar hak asasi manusia.



Sumber : Straits Times



BERITA LAINNYA



Close Ads x