Penundaan tersebut membuat pasukan Ukraina kalah persenjataan secara signifikan melawan Rusia, yang melancarkan serangan mendadak di wilayah timur laut Kharkiv bulan lalu.
Sullivan mengatakan bahwa AS berencana mengumumkan dalam beberapa minggu ke depan pengiriman "kemampuan substansial tambahan ke Ukraina".
Tetapi dia menegaskan bahwa AS tidak akan mengirim personel militer ke negara tersebut, bahkan dalam kapasitas pelatihan, di tengah laporan bahwa Prancis mungkin akan mengirim instruktur militer ke wilayah Ukraina.
"Saya ingin menunjukkan bahwa Amerika Serikat telah membentuk infrastruktur pelatihan yang substansial di Jerman. Kami telah melatih ribuan tentara Ukraina pada peralatan buatan Barat. Kami siap untuk terus dan bahkan memperluas pelatihan tersebut," katanya.
"Kami telah mengomunikasikan hal ini langsung kepada pihak Ukraina," imbuhnya.
Ditanya tentang upaya Menteri Keuangan AS Janet Yellen untuk menggalang dukungan Eropa dalam memanfaatkan aset Rusia di luar negeri guna membantu Ukraina, Sullivan mengatakan bahwa memastikan bantuan tambahan untuk negara yang dilanda perang tersebut akan menjadi “agenda substansial” dalam pertemuan Biden dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Normandy.
“Ini adalah prioritas bagi Amerika Serikat,” kata Sullivan.
“Kami percaya ini adalah prioritas bagi seluruh G7. Kami ingin melihat setiap negara bergabung dengan metode yang memungkinkan kami memobilisasi sumber daya untuk Ukraina secara besar-besaran, sehingga mereka memiliki apa yang mereka butuhkan untuk berhasil dalam perang ini," tutupnya.
Baca Juga: Biden: Ada Alasan untuk Berpikir Netanyahu Perpanjang Perang Gaza demi Kepentingan Politik
Sumber : Ukrinform/CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.