Kompas TV internasional kompas dunia

Pemilu India: Partai Narendra Modi Diprediksi Kesulitan Raih Mayoritas Mutlak

Kompas.tv - 4 Juni 2024, 22:30 WIB
pemilu-india-partai-narendra-modi-diprediksi-kesulitan-raih-mayoritas-mutlak
Perdana Menteri India Narendra Modi mendengarkan Presiden Partai Bharatiya Janata (BJP) JP Nadda berbicara dalam sebuah acara yang diselenggarakan untuk merilis manifesto partai mereka untuk pemilihan parlemen nasional mendatang di New Delhi, India, 14 April 2024. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Vyara Lestari

"Sekarang, Modi tidak dikenal sebagai figur yang konsensual. Jadi, akan sangat menarik melihat bagaimana ia mengelola tekanan dari pemerintahan koalisi," ujarnya dikutip dari Sky News.

Milan Vaishnav dari Carnegie Endowment for International Peace menyatakan kegagalan BJP untuk meraih mayoritas mutlak akan menjadi "wilayah baru" bagi India dan juga bagi Modi.

"Partai ini akan sangat bergantung pada niat baik dari sekutu-sekutunya, yang membuat mereka menjadi pemain penting yang kita harapkan akan meminta banyak dalam hal pembuatan kebijakan serta pembentukan pemerintahan," tambahnya.

Pemilu India kali ini melibatkan sekitar 970 juta pemilih, dengan tingkat partisipasi sekitar 66% selama tujuh fase pemungutan suara yang dimulai pertengahan April. 

Dalam sepuluh tahun kekuasaannya, Modi telah mengubah lanskap politik India secara signifikan, meskipun meninggalkan negara yang semakin terpecah secara religius dan ekonomi.

Kebijakan Modi sering kali dianggap memicu intoleransi, ujaran kebencian, dan serangan terbuka terhadap kelompok minoritas. 

India, meskipun mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, juga menghadapi ketimpangan yang meningkat dengan pengangguran pemuda yang tinggi.

Nilai-nilai demokrasi India di bawah kepemimpinan Modi juga mendapat sorotan tajam. Media yang dulunya dianggap mandiri kini semakin tunduk, dengan kritik yang dibungkam. Banyak pengamat menilai India kini menjadi regime hybrid yang tidak sepenuhnya demokratis atau otoriter.

Namun, pemerintah Modi selalu membantah tuduhan diskriminasi tersebut, dengan menyatakan bahwa kebijakannya bertujuan untuk kesejahteraan semua komunitas tanpa bias dan penegakan hukum yang adil. 

Baca Juga: Pria India Ini Pecahkan Rekor Dunia, Mengetik dengan Hidung dalam Waktu Cepat


 

 



Sumber : Sky News



BERITA LAINNYA



Close Ads x