Kompas TV internasional kompas dunia

Pemilu India: Partai Narendra Modi Diprediksi Kesulitan Raih Mayoritas Mutlak

Kompas.tv - 4 Juni 2024, 22:30 WIB
pemilu-india-partai-narendra-modi-diprediksi-kesulitan-raih-mayoritas-mutlak
Perdana Menteri India Narendra Modi mendengarkan Presiden Partai Bharatiya Janata (BJP) JP Nadda berbicara dalam sebuah acara yang diselenggarakan untuk merilis manifesto partai mereka untuk pemilihan parlemen nasional mendatang di New Delhi, India, 14 April 2024. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Vyara Lestari

NEW DELHI, KOMPAS.TV - Hasil awal penghitungan suara dalam pemilu India menunjukkan Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin oleh Narendra Modi kemungkinan besar akan kesulitan untuk meraih mayoritas mutlak. Padahal, hasil exit poll sebelumnya memprediksi kemenangan telak bagi partai tersebut.

Untuk memperoleh mayoritas di parlemen, BJP membutuhkan setidaknya 272 kursi. Namun, hingga saat ini, BJP baru unggul di 242 kursi.

Sebagai bagian dari aliansi politik yang lebih luas, Aliansi Demokratik Nasional (NDA), BJP dan mitranya unggul di 283 konstituensi.

Narendra Modi, yang dikenal sebagai pemimpin populer namun kontroversial, berharap dapat melanjutkan masa jabatannya untuk ketiga kalinya sebagai perdana menteri. 

Meskipun hasil awal tidak sesuai dengan prediksi, Modi tetap menyatakan kemenangan melalui media sosial X.

"Rakyat telah menaruh kepercayaan mereka pada NDA untuk ketiga kalinya berturut-turut! Ini adalah prestasi bersejarah dalam sejarah India," tulis Modi. 

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para pendukung dan staf BJP, seraya menambahkan bahwa kata-kata tidak akan cukup untuk menggambarkan upaya luar biasa mereka.

Jika BJP tidak berhasil meraih mayoritas mutlak, partai ini diperkirakan akan membentuk pemerintahan koalisi. 

Hal ini berarti Modi harus mengelola tarik-menarik kepentingan dalam koalisi, yang menjadi tantangan baru, mengingat ia tidak dikenal sebagai figur yang mudah berkompromi.

Baca Juga: Rekor! Cuaca Panas di India Tembus 52 Derajat Celsius, Bikin Susah Makan dan Sidang Dihentikan

Arati R Jerath, pengamat politik India, menyebut situasi ini mengembalikan India ke era tawar-menawar politik yang tidak terlihat dalam sepuluh tahun terakhir. 



Sumber : Sky News



BERITA LAINNYA



Close Ads x