Gilbert yang telah bekerja di Deplu AS selama 20 tahun dan bekerja di beberapa zona perang, mengatakan kesimpulan laporan tersebut bertentangan dengan pandangan ahli Deplu AS yang dimintai pendapatnya atas laporan itu.
Ia mengatakan ada kesepakatan umum bahwa meski ada faktor-faktor lain yang menghambat aliran bantuan ke Gaza, tetapi jelas Israel berperan dalam membatasi jumlah makanan dan pasokan medis melintasi perbatasan ke Gaza.
“Ada konsensus di antara komunitas kemanusiaan mengenai hal itu. Itu sepenuhnya merupakan pendapat para pakar kemanusiaan di Departemen Luar Negeri dan bukan hanya biro saya,” tuturnya.
Ia menegaskan dirinya akan sangat sulit memikirkan siapa pun yang mengatakan halangan Israel untuk pengiriman bantuan masuk Gaza bukan sebuah masalah.
“Itulah mengapa saya keberatan dengan laporan yang mengatakan bahwa Israel tidak memblokir bantuan kemanusiaan. Itu jelas-jelas salah,” tuturnya.
Gilbert adalah salah satu ahli yang diajak berkonsultasi dalam penyusunan laporan NSM-20, namun ia mengatakan bahwa mereka tak bisa lagi menanganinya ketika hampir selesai.
Baca Juga: Perang di Gaza Tak Selesai di Rafah, Pejabat Israel: Masih Bakal Berlanjut hingga 7 Bulan Lagi
Senator Demokrat Chris Van Hollen, mengatakan laporan NSM-20 seharusnya didasarkan pada penilaian jujur terhadap fakta dan hukum.
“Pernyataan Stacy Gilbert semakin menguatkan kekhawatiran yang saya ungkapkan bahwa temuan biro dan pakar yang paling terlibat dalam distribusi bantuan dan kepatuhan terhadap hukum internasional diabaikan demi kenyamanan politik,” ucapnya.
Departemen Luar Negeri AS sendiri belum memberikan respons terkait pernyataan Gilbert itu.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.