Tetapi, Pemerintah Papua Nugini menyebut, lebih dari 2.000 orang terkubur tanah longsor di Desa Yambali.
Hingga Selasa (28/5), petugas dan relawan baru mengeluarkan enam jenazah.
Pemerintah Papua Nugini pun secara resmi telah meminta bantuan PBB untuk penanganan longsor.
Sejauh ini, baru Australia yang mengirim tim tanggap bencana ke lokasi kejadian.
Tim ini disertai sekelompok spesialis dan drone untuk memetakan lokasi longsor.
Di lain sisi, militer Papua Nugini mengirimkan sejumlah alat berat untuk membantu proses evakuasi.
Alat berat militer dikirimkan dari Lae, sekitar 400km dari lokasi kejadian, dan diperkirakan tiba dalam waktu dekat.
Petugas dan relawan menggunakan satu unit ekskavator yang disumbangkan seorang pemborong setempat untuk mencari korban dalam tahap awal evakuasi.
Proses evakuasi umumnya dilakukan warga dengan alat seadanya seperti sekop dan alat-alat pertanian.
Empat hari usai kejadian, IOM pun khawatir jenazah korban longsor membusuk dan menimbulkan risiko kesehatan bagi penduduk sekitar.
"Ketakutan terbesar saya saat ini adalah jenazah membusuk, air terus mengalir dan ini akan menimbulkan risiko kesehatan serius terkait penyakit menular," kata Aktoprak.
Baca Juga: Banyak Korban Terkubur Tanah Longsor, Papua Nugini Minta Bantuan Internasional
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.