Kompas TV internasional kompas dunia

Israel Klaim Gunakan Munisi Ringan saat Hantam Tenda Pengungsi di Rafah

Kompas.tv - 28 Mei 2024, 21:46 WIB
israel-klaim-gunakan-munisi-ringan-saat-hantam-tenda-pengungsi-di-rafah
Seorang ibu dan dua anaknya memeriksa tenda mereka yang hancur akibat pemboman Israel di samping fasilitas milik badan PBB, UNRWA, di sebelah barat kota Rafah, Jalur Gaza, Selasa, 28 Mei 2024. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

Dilansir Al Jazeera, per 28 Mei 2024 pukul 18.15 WIB, sedikitnya 36.096 orang tewas akibat serangan Israel di Gaza, termasuk 15.000 lebih anak-anak. Sementara 10.000 orang lebih masih hilang.

Israel menyatakan sedang melakukan operasi terbatas di bagian timur Rafah di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir. Namun penduduk melaporkan adanya pengeboman berat semalam di Tel al-Sultan.

“Itu adalah malam penuh horor,” kata Abdel-Rahman Abu Ismail, warga Palestina dari Kota Gaza yang berlindung di Tel al-Sultan sejak Desember lalu.

Ia mendengar suara ledakan terus-menerus sepanjang malam dan hingga Selasa, dengan pesawat tempur dan drone terbang di atas area tersebut.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan dua fasilitas medis di Tel al-Sultan tidak berfungsi karena pengeboman intens yang dilakukan di dekatnya.

Medical Aid for Palestinians, sebuah badan amal yang beroperasi di seluruh wilayah tersebut, mengatakan pusat medis Tel al-Sultan dan Rumah Sakit Lapangan Indonesia berada dalam kondisi terkunci, dengan tenaga medis, pasien, dan pengungsi terjebak di dalamnya.

Kebanyakan rumah sakit di Gaza tidak lagi berfungsi. Rumah Sakit Kuwait di Rafah tutup pada Senin (27/5/2024) setelah serangan di dekat pintu masuknya menewaskan dua pekerja kesehatan.

Baca Juga: Netanyahu Anggap Serangan di Kamp Pengungsian Rafah Kecelakaan, tapi IDF Sebut Serangan Presisi

Warga Palestina terluka karena serangan Israel di Rafah, Minggu (26/5/2024). (Sumber: AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Seorang juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan korban dari serangan dan kebakaran pada Minggu "benar-benar membebani" rumah sakit lapangan di area tersebut, yang sudah kekurangan pasokan untuk merawat luka bakar parah.

“Itu membutuhkan perawatan intensif, listrik, dan layanan medis tingkat tinggi,” kata Dr. Margaret Harris kepada wartawan di Jenewa.

“Semakin sulit bagi kami untuk mengerahkan dokter dan perawat terampil karena mereka juga telah mengungsi.”

Israel menyerang Gaza dengan serangan besar-besaran dari udara, darat, dan laut yang telah menewaskan setidaknya 36.096 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.

Sekitar 80 persen dari populasi Gaza yang berjumlah sekitar 2,3 juta telah mengungsi dan pejabat PBB mengatakan bagian dari wilayah tersebut mengalami kelaparan.

Serangan Israel di Rafah membuat hampir mustahil bagi kelompok kemanusiaan untuk mengimpor dan mendistribusikan bantuan ke wilayah di bagian selatan Gaza.

Militer Israel mengeklaim telah mengizinkan ratusan truk masuk melalui penyeberangan Kerem Shalom sejak operasi dimulai. Namun kelompok bantuan mengatakan sangat sulit untuk mengakses bantuan tersebut di sisi Gaza karena pertempuran.

PBB mengatakan hanya dapat mengumpulkan bantuan dari sekitar 170 truk selama tiga minggu terakhir melalui Kerem Shalom.

Jumlah bantuan yang lebih kecil masuk melalui dua penyeberangan di utara dan melalui laut lewat dermaga apung yang dibangun AS.

Angka tersebut jauh di bawah yang dibutuhkan kelompok bantuan yaitu 600 truk per hari.

 



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x