Fico, yang merupakan perdana menteri untuk ketiga kalinya, dan partainya Smer, atau Direction, yang bersifat kiri, memenangkan pemilihan parlemen Slovakia pada 30 September, membuat comeback politik setelah berkampanye dengan pesan pro-Rusia dan anti-Amerika.
Para kritikus khawatir Slovakia di bawah kepemimpinan Fico akan meninggalkan jalur pro-Barat negara tersebut dan mengikuti arah Hungary di bawah Perdana Menteri populis Viktor Orbán.
Ribuan orang telah berkali-kali melakukan unjuk rasa di ibu kota dan di seluruh Slovakia untuk menentang kebijakan Fico.
Baca Juga: Slovakia Serahkan 4 Jet Tempur Lawas Era Soviet ke Ukraina
Kecaman terhadap kekerasan politik datang dari pemimpin di seluruh Eropa. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengutuk apa yang dia gambarkan sebagai “serangan biadab.”
“Tindakan kekerasan semacam itu tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita dan merusak demokrasi, harta bersama yang paling berharga,” kata von der Leyen dalam sebuah posting di X.
Pemimpin di Latvia dan Estonia juga dengan cepat mengutuk kekerasan politik.
Perdana Menteri Polandia Donald Tusk menulis di jaringan media sosial X: “Berita yang menggemparkan dari Slovakia. Robert, pikiran saya bersamamu di saat yang sangat sulit ini.”
Partai kiri Fico, Smer-SSD, memenangkan pemilihan pada 30 September dan membentuk koalisi pemerintahan dengan partai tengah-kiri, HLAS, dan partai nasionalis, SNS.
Pada 26 Oktober 2023, Fico mengumumkan bahwa Slovakia akan menghentikan pengiriman senjata ke Ukraina, hanya memberikan bantuan kemanusiaan dan sipil kepada negara tetangga tersebut.
"Kami melihat bantuan kepada Ukraina hanya sebagai bantuan kemanusiaan dan sipil, dan kami tidak akan lagi menyuplai Ukraina dengan senjata," ujar Fico, sehari setelah dia ditunjuk sebagai kepala pemerintahan koalisi yang melibatkan partai sayap kanan jauh yang pro-Rusia.
Sumber : Associated Press / France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.