OCHA masih akan menerima informasi dari berbagai sumber dan terus memverifikasi serta memperbarui data tersebut secara berkala.
"Jumlah keseluruhan korban jiwa dihitung oleh Kementerian Kesehatan di Gaza, yang merupakan mitra kami dalam menangani jumlah korban tewas. Jumlah tersebut tetap tidak berubah, dan sudah lebih dari 35.000 orang sejak bulan Oktober,” kata Haq, sambil menekankan bahwa PBB tidak dalam posisi untuk memverifikasi angka tersebut.
“Yang berubah adalah Kementerian Kesehatan di Gaza telah memperbarui rincian jumlah korban jiwa, yang rincian lengkapnya telah didokumentasikan.”
Di sisi lain, Israel menuduh Hamas memberikan angka yang tidak akurat kepada organisasi internasional. Pejabat Israel menyebut OCHA tidak profesional dan mengabaikan kenyataan di lapangan.
Lebih dari itu, Kementerian Luar Negeri Israel juga menunggu OCHA mengakui bahwa ledakan di rumah sakit Al-Ahli di Gaza pada bulan Oktober disebabkan oleh kegagalan peluncuran roket Jihad Islam Palestina, bukan serangan Israel.
Israel juga mengkritik OCHA yang belum mengeluarkan kecaman terhadap penggunaan fasilitas rumah sakit oleh Hamas untuk kegiatan terorisme.
Menurut Israel, OCHA telah menerbitkan propaganda Hamas dalam laporannya tanpa proses verifikasi yang memadai.
“Kami masih menunggu OCHA mengakui fakta bahwa ledakan di rumah sakit Al-Ahli di Gaza pada bulan Oktober, yang disalahkan pada Israel, adalah akibat dari kegagalan peluncuran roket oleh Jihad Islam Palestina,” kata kementerian tersebut.
“Semua ini terus-menerus diabaikan oleh OCHA yang telah menerbitkan propaganda Hamas dalam laporannya tanpa proses verifikasi apa pun atas apa yang telah terbukti sebagai metodologi yang cacat dan tidak profesional. Kami menyerukan kepada komunitas internasional untuk tidak menganggap enteng laporan OCHA."
Baca Juga: 143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Israel dan AS Menolak
Sumber : The Guardian/Times of Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.