Erdan bahkan mengatakan Biden tidak bisa dianggap mitra untuk menghancurkan Hamas.
"(Biden) tidak bisa mengatakan dia mitra kami dalam tujuan menghancurkan Hamas jika di sisi lain menunda tindakan untuk menghancurkan Hamas," kata Erdan.
Pasukan Israel diketahui mengebom rumah-rumah di Rafah sejak awal pekan ini. Menurut laporan PBB, sebanyak 109 orang Palestina terbunuh di Gaza antara Senin (6/5) dan Rabu (8/5).
Banyak anak-anak dan perempuan dilaporkan terbunuh dalam serangan udara Israel ke rumah-rumah penduduk di Rafah.
Pasukan darat Israel pun memasuki sisi timur Rafah dan menutup perbatasan dengan Mesir.
Peneliti di Institute for Policy Studies, Phyllis Bennis, menilai tindakan Biden menangguhkan pengiriman senjata ke Israel sebagai dampak protes masif yang digelar di AS beberapa pekan belakangan.
Akan tetapi, Bennis menyebut penangguhan pengiriman bom tidak cukup untuk menghentikan tragedi kemanusiaan di Gaza.
Ia menyebut gencatan senjata segera tetap dibutuhkan untuk mengakhiri terbunuhnya warga sipil di Gaza.
"Ini adalah langkah yang penting. Ini menunjukkan bagaimana gerakan (protes), tuntutan gencatan senjata berdampak ke Gedung Putih," kata Bennis.
"Namun, jelas bahwa tuntutan gencatan senjata tidak terpenuhi dengan tindakan ini. Ini penting karena ini bukanlah hal kecil. Mungkin ada satu nyawa yang diselamatkan dengan satu bom (yang tidak dikirim)."
Baca Juga: Perundingan Gencatan Senjata Gaza Tampak Suram, Raja Yordania Temui Joe Biden di Gedung Putih
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.