WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengakui bom-bom kiriman Washington digunakan Israel untuk membunuh warga sipil.
Hal tersebut disampaikan Biden ketika menjelaskan alasannya menangguhkan pengiriman bom ke Israel.
AS sendiri menangguhkan pengiriman 1.800 bom 900 kg dan 1.700 bom 225 kg ke Israel menyusul serangan ke Rafah, daerah paling selatan Gaza yang dipadati pengungsi.
Washington khawatir Israel akan meluncurkan serangan besar-besaran ke Rafah.
"Itu (serangan ke Rafah) sangat keliru. Kami tidak akan mengirimkan senjata dan peluru artileri (ke Israel)," kata Biden, Rabu (8/5/2024), dalam siaran CNN via Al Jazeera.
Baca Juga: AS Tangguhkan Pengiriman Bom ke Israel, Pentagon: Posisi Kami Jelas, Jangan Serang Rafah
Dia menyampaikan, kebijakan ini tidak menandakan Washington mengubah kebijakan luar negeri yang membela Israel.
Namun, Biden mengaku enggan bom AS digunakan Israel untuk menyerang daerah padat penduduk.
"Warga sipil terbunuh di Gaza sebagai konsekuensi dari bom-bom tersebut dan hal lain saat mereka (Israel) bertindak di daerah padat penduduk," katanya.
Di lain pihak, Utusan Tetap Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Gilad Erdan mengecam kebijakan Gedung Putih yang menangguhkan pengirikman bom.
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.