Di wilayah utara Gaza, upaya juga dilakukan untuk memperkuat layanan di beberapa rumah sakit dan mendukung transfer pasien yang sakit parah.
Baca Juga: Blinken Datangi Netanyahu, Tegaskan AS Menolak Operasi Militer Israel di Rafah
Meski upaya terbaik terus dilakukan untuk melindungi kesehatan warga di Gaza, WHO memperingatkan akan ada tambahan angka kematian dan orang sakit yang signifikan ketika serangan militer Israel terjadi.
WHO pun meminta semua pihak bisa melakukan gencatan senjata segera agar bantuan kemanusiaan bisa masuk dan sistem kesehatan bisa beroperasi dengan normal.
"WHO menyerukan gencatan senjata segera dan jangka panjang serta penghapusan hambatan dalam pengiriman bantuan kemanusiaan mendesak ke dalam dan di seluruh Gaza, pada skala yang diperlukan," bunyi pernyataan mereka.
"WHO juga menyerukan agar kesucian layanan kesehatan dihormati. Pihak-pihak yang berkonflik mempunyai koordinat fasilitas kesehatan: fasilitas kesehatan harus dilindungi secara aktif dan tetap dapat diakses oleh pasien, petugas kesehatan, dan mitra."
"Keselamatan pekerja kesehatan dan kemanusiaan harus terjamin. Mereka yang berupaya menyelamatkan nyawa tidak seharusnya membahayakan nyawanya sendiri," bunyi pernyataan tersebut.
Sebelumnya, upaya negosiasi gencatan senjata terus dilakukan oleh berbagai pihak untuk mendinginkan konflik Hamas dan Israel.
Menurut laporan The Wall Street Journal, Israel memberi waktu satu minggu kepada Hamas untuk menyetujui kesepakatan terkait warga Israel yang ditahan di Gaza atau mereka akan melancarkan serangan yang telah lama dijanjikan ke kota Rafah.
Meski ada kesepakatan gencatan senjata, namun Israel disebut masih akan tetap menyerang Rafah dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berulang kali menyatakan invasi akan segera terjadi.
Baca Juga: Israel Beri Hamas Waktu Satu Minggu: Terima Kesepakatan Sandera atau Rafah Bakal Diserang?
Sumber : Kompas TV, The Wall Street Journal, Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.