JENEWA, KOMPAS.TV - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan dampak mengerikan yang bisa terjadi jika Israel tetap melakukan serbuan ke Rafah, Jalur Gaza.
Dalam siaran pers yang dirilis Jumat (3/5/2024), WHO menyebut serangan Israel ke Rafah bakal "meningkatkan angka kematian dan kesakitan secara signifikan dan semakin melemahkan sistem kesehatan yang sudah rusak".
WHO juga mengatakan operasi militer besar-besaran di Rafah dapat menyebabkan pertumpahan darah di mana saat ini lebih dari 1,2 juta warga Palestina mengungsi di wilayah tersebut dan banyak dari mereka tidak dapat berpindah ke tempat lain.
"Gelombang baru pengungsian akan memperburuk kepadatan penduduk, semakin membatasi akses terhadap makanan, air, layanan kesehatan dan sanitasi, yang menyebabkan meningkatnya wabah penyakit, memburuknya tingkat kelaparan, dan bertambahnya korban jiwa," tulis WHO.
"Hanya 33 persen dari 36 rumah sakit di Gaza dan 30 persen pusat layanan kesehatan primer yang berfungsi dalam kapasitas tertentu di tengah serangan berulang kali dan kekurangan pasokan medis penting, bahan bakar, dan staf."
Dilansir Al Jazeera, serangan Israel sejak 7 Oktober 2023, per 2 Mei 2024 pukul 20.30 WIB, telah mengakibatkan sedikitnya 34.622 orang tewas termasuk 14.500 lebih anak-anak dan 8.400 lebih wanita.
Sementara lebih dari 8.000 orang masih dinyatakan hilang.
Saat ini, sebagai tanggapan darurat atas krisis di Gaza, WHO dan mitranya berupaya memulihkan berbagai layanan kesehatan.
Namun sistem kesehatan yang rusak tidak akan mampu menangani lonjakan korban akibat serangan Israel ke Rafah.
Tiga rumah sakit di Rafah akan menjadi tidak aman untuk dijangkau, sementara rumah sakit rujukan utama di Khan Younis juga rentan.
Sebagai solusi, akan ada rumah sakit lapangan tambahan di Rafah dan upaya pemulihan di Rumah Sakit Nasser.
Selain itu, WHO membangun pusat kesehatan primer tambahan dan mengatur posisi persediaan medis di beberapa wilayah untuk memastikan akses yang cepat saat diperlukan.
Sumber : Kompas TV, The Wall Street Journal, Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.