BOGOTA, KOMPAS.TV - Presiden Kolombia Gustavo Petro mengumumkan, pemerintahannya akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.
Hal itu menanggapi eskalasi terbaru ketegangan antar negara terkait perang Israel-Hamas.
Petro menyebut bahwa Presiden Benjamin Netanyahu melakukan genosida karena melakukan pengepungan di Gaza.
Beberapa waktu sebelumnya, Petro juga sudah menangguhkan pembelian senjata dari Israel dan membandingkan tindakan Israel di Gaza sama dengan tindakan Nazi Jerman.
“Besok, hubungan diplomatik dengan Negara Israel akan terputus… karena presidennya melakukan genosida,” kata Petro pada pawai Hari Buruh Internasional di Bogota, Rabu (1/5/2024) dikutip dari Associated Press.
“Jika Palestina mati, maka umat manusia akan mati, dan kami tidak akan membiarkannya mati,” tegasnya.
Menanggapi pernyataan tersebut, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz balas menyindir Petro dengan menyebutnya sebagai pihak yang mendukung kekerasan.
“Sejarah akan mengingat bahwa Gustavo Petro memutuskan untuk memihak monster paling keji yang pernah dikenal umat manusia, yang membakar bayi, membunuh anak-anak, memperkosa wanita, dan menculik warga sipil tak berdosa,” tulis Katz di X.
Sejak perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober, Kolombia memang menjadi salah satu negara yang menentang tindakan penyerbuan yang dilakukan Israel ke Gaza.
Baca Juga: Blinken Datangi Netanyahu, Tegaskan AS Menolak Operasi Militer Israel di Rafah
Petro sebelumnya juga sempat menarik duta besarnya di Israel untuk mengkritik langkah Tel Aviv di Gaza.
Secara historis, Kolombia merupakan salah satu mitra terdekat Israel di Amerika Latin.
Namun hubungan antara kedua negara mendingin sejak Petro terpilih sebagai presiden sayap kiri pertama Kolombia pada tahun 2022.
Meski ada pernyataan dari Petro tersebut, Katz menegaskan bahwa Israel masih memiliki hubungan bagus dengan Kolombia.
"Hubungan antara Israel dan Kolombia selalu hangat dan tidak ada presiden antisemit dan penuh kebencian yang akan berhasil mengubah hal itu,” kata Katz.
“Negara Israel akan terus membela warganya tanpa rasa khawatir dan tanpa rasa takut,” tuturnya.
Selama mempunyai hubungan diplomatik, Kolombia sering menggunakan senjata buatan Israel dalam upaya memerangi kartel narkoba dan kelompok pemberontak.
Pada akhir tahun 1980an, Bogota membeli jet tempur Kfir yang digunakan oleh Angkatan Udara Kolombia dalam berbagai serangan terhadap kamp gerilyawan terpencil untuk melemahkan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia.
Serangan itu membantu mendorong kelompok tersebut melakukan perundingan damai yang menghasilkan perlucutan senjata pada tahun 2016.
Baca Juga: Rusia Tuding AS Munafik soal Perintah Penangkapan Pemimpin Israel oleh ICC
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.