“Israel bukan Ukraina, pesawat AS dan Inggris tampaknya membantu menghancurkan target,” katanya.
“Angkatan Udara Israel juga memiliki kemampuan tinggi. Lebih jauh, Israel memiliki berbagai sistem anti-rudal yang akan sulit ditandingi,” sambung Crump.
Dilansir Al Jazeera, Korps Garda Revolusi Iran, Sabtu (13/4/2024), mengatakan mereka meluncurkan drone dan rudal ke Israel di bawah operasi "Janji Sejati".
Serangan itu dilancarkan hampir dua minggu setelah serangan Israel terhadap konsulat Iran di Suriah yang menewaskan tujuh anggota Korps Garda Revolusi Iran.
Israel tidak mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi Tel Aviv diyakini sebagai pelakunya.
"Kami telah meluncurkan sebuah operasi dengan drone dan rudal sebagai respons atas kejahatan entitas Zionis (Israel) yang menargetkan konsulat Iran di Suriah," kata Korps Garda Revolusi Islam Iran dalam suatu pernyataan.
"Operasi itu dilakukan dengan lusinan rudal dan drone untuk menyerang target-target spesifik di wilayah-wilayah yang diduduki."
Teheran melegitimasi serangannya ke Israel dengan Pasal 51 Piagam PBB.
“Dilakukan berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB mengenai pertahanan yang sah, tindakan militer Iran adalah respons terhadap agresi rezim Zionis terhadap lokasi diplomatik kami di Damaskus,” tutur perwakilan tetap Iran di PBB melalui media sosial X.
Menurutnya, persoalan mengenai serangan ke konsulat Iran itu bisa dianggap selesai dengan serangan ke Israel.
“Namun jika rezim Israel melakukan kesalahan lagi, reaksi Iran akan jauh lebih parah. Ini adalah konflik antara Iran dan rezim jahat Israel,” tambahnya.
Sejauh mana serangan Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya ini mampu menembus pertahanan udara Israel, dan kerusakan yang ditimbulkannya, diduga akan mempengaruhi tingkat respons Tel Aviv.
Sumber : BBC, Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.