ROMA, KOMPAS.TV - Paus Fransiskus menyerukan gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina dalam perayaan Paskah, Minggu (31/3/2024).
Seruan tersebut disampaikan di hadapan sekitar 60.000 anggota jemaat Misa Minggu Paskah di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Di Gaza terdapat komunitas kecil umat Kristen yang selalu menjadi sumber keprihatinan Paus Fransiskus.
“Perdamaian tidak pernah tercipta dengan senjata, tetapi dengan tangan terulur dan hati yang terbuka,” kata Paus Fransiskus dari loggia yang menghadap ke alun-alun, disambut tepuk tangan dari kerumunan orang di bawahnya.
Paus Fransiskus tampak dalam kondisi baik, meski baru saja merayakan Malam Paskah selama 2,5 jam beberapa jam sebelumnya.
Paus, yang salah satu paru-parunya diangkat saat masih muda, telah berjuang melawan masalah pernapasan sepanjang musim dingin.
Baca Juga: Paskah 2024, Gereja Katedral Jakarta Usung Dekorasi Bernuansa Betawi dan IKN
Namun sebagai tanda bahwa Paus berusia 87 tahun itu merasa baik-baik saja, dia berkeliling piazza beberapa kali dengan mobil pausnya setelah misa, untuk menyapa para simpatisan.
Vatikan mengatakan sekitar 60.000 orang menghadiri misa tersebut, dan lebih banyak lagi yang memadati jalan raya Via della Conciliazione menuju piazza.
Pada awal kebaktian, embusan angin menjatuhkan ikon keagamaan besar di altar hanya beberapa meter dari paus; petugas segera memperbaikinya.
Misa Paskah adalah salah satu tanggal terpenting dalam kalender liturgi, merayakan apa yang diyakini umat beriman sebagai kebangkitan Yesus setelah penyalibannya.
Misa ini mendahului pemberkatan “Urbi et Orbi” (kepada kota dan dunia), di mana Paus secara tradisional memberikan daftar ancaman yang menimpa umat manusia.
Tahun ini, Paus Fransiskus mengatakan pikirannya ditujukan khususnya kepada orang-orang di Ukraina dan Gaza dan semua orang yang menghadapi perang, khususnya anak-anak yang menurutnya saat ini telah “lupa bagaimana caranya tersenyum.”
“Dalam menyerukan penghormatan terhadap prinsip-prinsip hukum internasional, saya menyatakan harapan saya untuk pertukaran umum semua tahanan antara Rusia dan Ukraina: semua demi semua!” ujarnya, seperti dikutip dari The Associated Press.
Dia menyerukan pembebasan tahanan yang diambil dari Israel pada 7 Oktober dengan segera. Selain itu, ia juga menyerukan gencatan senjata di Gaza dan akses kemanusiaan untuk menjangkau warga Palestina.
“Janganlah kita membiarkan permusuhan yang terjadi saat ini terus menimbulkan dampak buruk terhadap masyarakat sipil, yang saat ini berada pada batas daya tahannya, dan terutama terhadap anak-anak,” ujarnya dalam pidato yang juga menyentuh penderitaan rakyat Haiti, Rohingya, dan korban perdagangan manusia.
Baca Juga: Suasana Ibadah Fajar Paskah di Halaman Gereja Protestan Immanuel Jakarta Pusat
Selama beberapa minggu terakhir, Paus Fransiskus secara umum menghindari pidato panjang untuk mencegah ketegangan pada pernapasannya.
Dia membatalkan homili Minggu Palma minggu lalu dan memutuskan pada menit-menit terakhir untuk tetap di rumah dari prosesi Jumat Agung di Colosseum.
Vatikan mengatakan dalam penjelasan singkatnya bahwa keputusan itu dibuat untuk “menjaga kesehatannya.”
Keputusan tersebut jelas membuahkan hasil, karena Paus Fransiskus dapat membacakan doa-doa pada kebaktian Malam Paskah yang panjang pada Sabtu malam, termasuk memberikan sakramen baptisan dan Komuni Pertama kepada delapan umat Katolik baru, dan memimpin Misa Minggu Paskah serta menyampaikan pidatonya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.