Sementara itu, pada Rabu, 27 Maret 2024, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengecilkan kekhawatiran Amerika Serikat (AS) akan terjadinya bencana kemanusiaan jika Israel melancarkan invasi darat yang telah direncanakan ke kota terjauh di selatan Gaza, dengan mengatakan warga sipil akan dapat mengungsi dari pertempuran ke bagian lain wilayah yang sedang tidak dalam kondisi perang.
Dalam pembicaraannya kepada delegasi Kongres AS yang sedang mengunjungi Israel, Netanyahu mengatakan orang-orang yang mencari perlindungan di Rafah, yang sekarang menjadi tempat tinggal bagi lebih dari setengah dari total populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang, akan dapat meninggalkan daerah tersebut.
"Orang-orang akan bergerak, mereka akan membawa tenda mereka," ujar Netanyahu. "Mereka pindah ke Rafah, dan mereka bisa kembali lagi."
Israel berpendapat invasi darat diperlukan untuk menghancurkan ribuan pejuang Hamas di Rafah. Rencana ini menimbulkan kekhawatiran global karena Rafah, yang terletak di perbatasan antara Gaza dan Mesir, penuh dengan 1,4 juta warga Palestina yang tinggal di perkemahan tenda dan tempat perlindungan PBB, sebagian besar dari mereka menyelamatkan diri dan keluarga dari pertempuran di tempat lain.
Baca Juga: China Mulai Campur Tangan di Perang Gaza, Perwakilan Beijing Temui Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh
Amerika Serikat, yang merupakan sekutu terdekat Israel, mendesak Tel Aviv tidak melaksanakan operasi tersebut tanpa rencana yang kredibel untuk mengevakuasi warga sipil.
Rafah juga merupakan jalur utama bagi bantuan yang sangat dibutuhkan ke Gaza, di mana PBB melaporkan bahwa 100% populasi berada dalam tingkat keamanan pangan yang parah.
Netanyahu menyarankan perselisihan mengenai Rafah hanyalah satu dari sekian sengketa antara kedua sekutu tersebut dan mengungkapkan dia "menghargai" dukungan Presiden Joe Biden, tetapi Israel akan bertindak sendiri "jika diperlukan."
Militer Israel telah mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengarahkan warga sipil ke "pulau kemanusiaan" di Gaza tengah menjelang operasi yang direncanakan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.