ISTANBUL, KOMPAS.TV - Tentara Israel kembali menyerbu kota Khan Younis di selatan Jalur Gaza, demikian pengakuan militer Israel, Minggu (24/3/2024).
Disebutkan sekitar 40 target diserang dalam operasi di lingkungan Al-Amal di bagian selatan kota tersebut. Belum ada laporan mengenai korban jiwa.
Palang Merah Palestina pada Minggu dini hari kemarin mengatakan pasukan Israel menyerbu Kompleks Rumah sakit Nasser dan Rumah Sakit Al-Amal di Khan Younis menggunakan senjata berat.
Organisasi tersebut mengatakan pasukan Israel menembakkan bom asap ke Rumah Sakit Al-Amal untuk memaksa staf medis, pasien, dan warga Palestina yang mengungsi di fasilitas itu untuk keluar.
"Seorang warga Palestina dilaporkan terluka dalam serangan tersebut."
Menurut kelompok bantuan, pasukan Israel meminta mereka yang berada di dalam rumah sakit "untuk keluar menyerang dengan setengah telanjang."
Warga Palestina yang melarikan diri dari serangan Israel di sekitar rumah sakit utama Gaza memberi kesaksian mengerikan tentang gempuran brutal, penangkapan massal, dan pemaksaan para tawanan warga sipil melintasi mayat warga Gaza yang bergelimpangan terbunuh serbuan Israel, dalam wawancara yang dilaporkan Associated Press, Minggu (24/3).
Militer Israel mengklaim berhasil membunuh lebih dari 170 anggota Hamas dan menangkap sekitar 480 orang dalam serangan terhadap Rumah Sakit Shifa yang dimulai Senin (13/3) pekan lalu, menggambarkannya sebagai pukulan besar bagi Hamas dan kelompok bersenjata lainnya yang diklaim berkumpul di sana.
Baca Juga: Kesaksian Mengerikan Warga Gaza yang Berhasil Lolos dari Serbuan Israel ke Rumah Sakit Utama
Sementara itu PBB murka dan menuduh Israel memblokir bantuan masuk ke Gaza Utara untuk kedua kalinya minggu ini, kata Philippe Lazzarini, komisioner jenderal badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).
“Hari ini, Otoritas Israel menolak konvoi UNRWA lainnya dengan persediaan makanan yang sangat dibutuhkan untuk pergi ke utara di mana orang-orang berada di ambang kelaparan,” kata Lazzarini pada X.
“Terakhir kali UNRWA dapat mengirimkan bantuan makanan ke utara hampir dua bulan yang lalu,” tambahnya.
“Saya sudah mengatakannya berkali-kali: ini adalah kelaparan buatan manusia dan kelaparan yang mengancam yang masih bisa dihindari,” tegas Lazzarini.
Ia menekankan otoritas Israel harus mengizinkan pengiriman bantuan makanan secara massal ke utara termasuk melalui UNRWA, organisasi kemanusiaan terbesar di Gaza.
“Sementara itu, anak-anak akan terus meninggal karena malnutrisi dan dehidrasi di bawah pengawasan kami,” tegas Lazzarini, sambil menekankan bahwa “penderitaan yang tak tertahankan tidak boleh menjadi hal yang biasa.”
Baca Juga: Kesaksian Mengerikan Warga Gaza yang Berhasil Lolos dari Serbuan Israel ke Rumah Sakit Utama
Adapun tentara Israel melancarkan serangan militer mematikan terhadap Jalur Gaza sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023 lalu yang dipimpin oleh kelompok Palestina Hamas di mana sekitar 1.200 orang Israel tewas.
Lebih dari 32.100 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas di Gaza, dan lebih dari 74.400 lainnya terluka selain menyebabkan kehancuran massal, pengusiran, dan kekurangan kebutuhan pokok.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan sementara pada bulan Januari, memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan disediakan kepada warga sipil di Gaza.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.