Schill mengatakan Prancis sudah menyiapkan divisi dari 20.000 tentara dalam waktu 30 hari, dan dapat memimpin pasukan berjumlah sekitar 60.000 tentara dengan bergabung bersama negara-negara sekutu lainnya.
Tentara Prancis mengatakan memiliki 121.000 tentara, dan dapat memanggil 24.000 tentara cadangan.
Schill tidak secara spesifik merujuk pada invasi Ukraina oleh Rusia dan risiko penyebaran konflik.
Namun, ia mengatakan sumber krisis semakin banyak, dan membawa risiko yang semakin meningkat atau meluas.
Pendirian Macron terhadap Rusia terus mengeras, dengan menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai ancaman, tak hanya untuk Ukraina, tetapi juga keamanan seluruh Eropa.
Baca Juga: Korban Jiwa Kapal Tanker Terbalik di Jepang Bertambah Jadi 8, Jumlah WNI yang Tewas Belum Diketahui
Prancis juga menyalahkan Rusia atas merebaknya serangan siber, dan kampanye disinformasi.
Macron yang berulang kali menegaskan Rusia tak boleh memenangkan perang ini, mengejutkan sekutunya di Eropa pada Februari dengan menolak menepis kemungkinan mengirimkan pasukan darat.
Ia juga menegaskan perang di Ukraina sebagai hal eksistensial bagi Eropa.
Sumber : RFI
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.