PYONGYANG, KOMPAS.TV - Korea Utara dilaporkan telah mengirim delegasi ke Brasil, Kenya dan Mongolia baru-baru ini.
Langkah tersebut diyakini upaya pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memperbanyak dukungan sebagai respons meningkatnya diplomatik isolasi dan kesulitan ekonomi.
Delagasi Korea Utara dilaporan kembali dari Brasil, Sabtu (9/3/2024), dan delegasi dari Kenya kembali ke Pyongyang pekan lalu.
Sementara itu di tempat terpisah pada Sabtu, tim diplomatik Korea Utara telah mengirim delegasi ke Mongolia.
Baca Juga: Netanyahu Serang Balik Biden usai Dikritik atas Pendekatan Perang Gaza: Ia Salah
Dikutip dari Korea JoongAng Daily, Senin (11/3/2024), pengiriman delegasi ini sejalan dengan upaya rezim Korea Utara untuk memperluas jangkauannya.
“Delegasi Federasi Umum Serikat Buruh Korea yang dipimpin Park In-chol, ketua Komite Sentra, kembali ke negaranya melalui udara pada Sabtu, setelah mengambil bagian dalam pertemuan rutin Dewan Kepresidenan Federasi Serikat Buruh Dunia yang diadakan di Kota Saou Paulo, Brasil,” bunyi laporan Kantor Berita Korea Utara (KCNA), Minggu (10/3/2024).
Delegasi yang dipimpin Park itu berangkat dari Pyonyang pada 26 Februari, dan kembali dia pekan kemudian.
Terbang ke Amerika Selatan dari Semenanjung Korea dipastrikan berlangsung lama.
Selain itu, rute bagi delegasi Korea Utara diyakini akan menyulitkan, mengingat sanksi dan kurangnya bahan bakar pesawat.
Biasanya perjalanan dari Korea Utara ke luar adalah menggunakan maskapai milik negara Air Koryo ke China.
Selanjutnya akan dipindahkan ke pesawat komersil ke negara tujuan.
Rute Pyongyang-Beijing dari Air Koryo kembali dibuka Agustus lalu setelah 3,5 tahun karena pandemi Covid-19.
“Delegasi DPRK yang dipimpin Menteri Perlindungan Lingkungan Hidup dan Tanah Kim Kyong-jun kembali ke rumah dengan pesawat pada 5 Maret usai berpartisipasi pada Majelis Lingkungan Hidup PBB yang diselenggarakan di Nairobi dan Kenya,” bunyi laporan KCNA.
Korea Utara tanpaknya berusaha menekankan bahwa mereka terlibat aktif dalam kegiatan diplomatik dengan mengirimkan delegasi tersebut ke negara-negara terpencil di America Selatan dan Afrika.
Bahkan Korea Utara mulai menghadiri acara multilateral rutin yang tidak membahas isu-isu mendesak mengenai Korea Utara atau melibatkan pertemuan bilateral penting.
Sebelum Covid-19, Korea Utara membawa diplomasi anti Amerika dan anti-negara Barat.
Tetapi akhir-akhir ini, Korea Utara lebih fous dalam memperkuat hubungan dengan sekutunya, dan dengan negara yang memiliki sedikit interaksi dengan rezim.
Baca Juga: Kim Jong-Un Balas AS-Korea Selatan dengan Latihan Perang Skala Besar, Siapkan Serangan Tanpa Ampun
Tampaknya aksi Korea Utara ini merupakan efek lanjutan atas kejutan hubungan diplomatik yang terjadi antara Korea Selatan dan Kuba pada 14 Februari.
Kuba sendiri sebelumnya dikenal sebagai sekutu tradisional bagi Korea Utara.
Sementara itu, KCNA juga melaporkan bahwa delegasi Menteri Luar Negeri Korea Utara telah pergi ke Mongolia, sekutu tradisional lainnya.
Beberapa pihak khawatir delegasi itu kemungkinan mencoba mengirimkan pekerjanya ke Mongolia, yang dilarang di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB.
Sumber : Korea JongAng Daily
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.