Hamas diyakini menyimpan sandera tersebut di dalam jaringan terowongan luasnya, di mana operasi penyelamatan akan sangat sulit dilakukan, dan menggunakan mereka sebagai perisai manusia untuk para pemimpin utamanya. Mereka berharap dapat menggunakan sandera sebagai alat tawar-menawar untuk mengakhiri perang dengan syarat-syarat Hamas.
Hal ini menimbulkan dilema besar bagi Israel, yang pada suatu saat mungkin harus memilih antara dua tujuan utamanya, yaitu membawa kembali sandera dan menghancurkan Hamas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara publik menolak tuntutan Hamas, mengatakan Israel bermaksud melanjutkan serangan setelah gencatan senjata, memperluasnya ke Rafah, dan bertempur hingga "kemenangan total". Dia mengatakan tekanan militer akan membantu membebaskan sandera.
Baca Juga: Sinagog di AS dan Kanada akan Jual Tanah Milik Warga Palestina yang Direbut Warga Yahudi Israel
Pada tahun-tahun sebelumnya, pasukan Israel dan warga Palestina bentrok di Yerusalem terkait akses ke kompleks Masjid Al-Aqsa, situs ketiga paling suci dalam Islam. Bukit tempat kompleks itu berada adalah situs paling suci bagi Yahudi, yang menyebutnya sebagai Bukit Bait Suci karena itu adalah lokasi Bait Suci Yahudi pada zaman kuno.
Hamas mengatakan serangan 7 Oktober sebagian dilakukan sebagai respons terhadap apa yang dilihatnya sebagai perampasan Israel terhadap situs tersebut. Israel mengatakan akses ke situs itu akan tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 30.717 warga Palestina tewas dibunuh serangan Israel, sekitar dua pertiga dari yang tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Gaza terjerat dalam krisis kemanusiaan, dan kondisinya sangat memprihatinkan di bagian utara, di mana serangan telah menyebabkan kerusakan luas.
Banyak dari sekitar 300.000 orang yang masih tinggal di sana terpaksa makan makanan ternak untuk bertahan hidup, dan PBB mengatakan satu dari enam anak di bawah 2 tahun di utara menderita malnutrisi akut.
Menghadapi desakan global untuk meredakan krisis, pejabat Israel hari Rabu mengatakan mereka akan mulai mengizinkan bantuan untuk bergerak langsung dari wilayah mereka ke utara Gaza dan juga akan bekerjasama dengan pembuatan jalur laut dari Siprus.
Kelompok bantuan mengatakan hampir tidak mungkin untuk mengirimkan pasokan dalam sebagian besar Gaza karena sulitnya berkoordinasi dengan militer Israel, ketidakstabilan di lapangan, dan keruntuhan tata tertib dan tata kelola publik. Lebih sulit lagi untuk membawa bantuan ke utara.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.