Pada November, Hamas membebaskan 105 sandera Israel sebagai bagian dari gencatan senjata sementara.
Sebagai balasan, Israel membebaskan 240 tahanan Palestina.
Israel sendiri menegaskan masih ada 100 sandera yang masih ditahan di Gaza.
Tak lama setelah mengumumkan adanya sandera Israel yang tewas, juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, Abu Ubaidah mengatakan kelompoknya masih tertarik melakukan kesepakatan dengan Israel untuk pertukaran sandera dan tahanan.
“Kami menegaskan bahwa harga yang akan kami terima sebagai ganti lima atau sepuluh tahanan hidup adalah harga yang sama yang akan kami ambil sebagai ganti semua tahanan jika operasi pengeboman musuh tak membunuh mereka,” tuturnya.
Pembebasan sandera menjadi salah satu poin utama dalam pembicaraan gencatan senjata di Qatar yang telah berlangsung bulanan.
Topik pembicaraan adalah mencoba mengamankan gencatan senjata jangka pendek, dengan pembebasan sandera secara berkelanjutan. Warga sipil dan tentara perempuan akan dibebaskan terlebih dulu.
Baca Juga: Turki: Pembantaian Warga Gaza yang Tunggu Bantuan Jadi Bukti Upaya Pemusnahan Palestina oleh Israel
Sebagai balasan, tahanan Palestina, yang di antaranya didakwa atas tuduhan serius terorisme, akan dibebaskan dari penjara Israel.
Namun, muncul kekhawatiran, pengumuman sandera Israel yang tewas dan pembantaian warga Palestina di Gaza yang menunggu bantuan oleh tentara Israel, Kamis (29/2/2024) hingga menewaskan 112 orang, akan merusak upaya negosiasi ini.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.