“Kami belum menempatkan senjata nuklir di luar angkasa atau elemen-elemen dari senjata tersebut untuk digunakan melawan satelit atau menciptakan medan di mana satelit tidak dapat berfungsi secara efisien,” kata Shoigu.
Dia menduga Gedung Putih mungkin membuat tuduhan mengenai kemampuan luar angkasa Rusia untuk memaksa Kongres menyetujui bantuan bagi Ukraina dan mendorong Moskow untuk kembali ke meja perundingan pengendalian senjata nuklir yang telah dihentikan oleh Rusia akibat ketegangan dengan Amerika Serikat terkait Ukraina.
Putin tidak menutup kemungkinan kontak di masa depan dengan Amerika Serikat. Namun, ia kembali menguatkan pandangannya bahwa desakan Washington terhadap kekalahan Rusia di Ukraina membuat dialog sulit diwujudkan saat ini.
"Amerika Serikat dan Barat, di satu sisi, menginginkan kekalahan strategis Rusia, sementara di sisi lain, mereka ingin melakukan dialog tentang stabilitas strategis, seolah-olah hal-hal tersebut tidak terkait," katanya.
"Itu tidak akan berhasil."
Gedung Putih secara resmi mengumumkan pada Kamis (15/2/2024) lalu bahwa Rusia diduga kuat telah mengembangkan senjata anti-satelit yang dianggap "mengkhawatirkan".
Meski begitu, mereka menegaskan, senjata tersebut tidak dapat langsung menyebabkan "kerusakan fisik" di Bumi.
Kirby menjelaskan, intelijen Amerika Serikat memiliki informasi yang menunjukkan bahwa Rusia sudah memiliki senjata tersebut, meskipun belum aktif.
Dia menekankan pentingnya kewaspadaan, sambil menyatakan bahwa saat ini belum ada ancaman langsung yang teridentifikasi.
Klarifikasi itu muncul sebagai respons terhadap peringatan samar yang disampaikan oleh Mike Turner, ketua Komite Intelijen Kongres dari Partai Republik, pada Rabu (14/2/2024) lalu.
Turner mendesak Gedung Putih untuk membuka informasi lebih lanjut mengenai ancaman keamanan nasional yang dihadapi dengan adanya senjata tersebut.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.