Baca Juga: Bantah Biden, Mesir Tegaskan Perbatasan Rafah Selalu Terbuka Tanpa Syarat bagi Bantuan Kemanusiaan
Raja Abdullah II Yordania setelah bertemu dengan Joe Biden menyatakan kekhawatirannya yang mendalam atas Israel menyerang Rafah. Ia juga mengatakan "itu pasti akan menghasilkan bencana kemanusiaan lain."
"Situasi ini sudah tidak tertahankan bagi lebih dari satu juta orang yang dipaksa masuk ke Rafah sejak perang dimulai," katanya.
Ia juga menambahkan mereka tidak bisa berdiam diri dan membiarkan ini terus berlanjut.
"Kita membutuhkan gencatan senjata yang berlangsung lama sekarang. Perang ini harus berakhir," tegasnya.
"Kita harus segera bekerja untuk memastikan penyampaian bantuan yang berkelanjutan ke Gaza melalui semua titik masuk dan mekanisme yang mungkin," tambahnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap memerintahkan tentara mengembangkan rencana ganda untuk mengevakuasi warga sipil dari Rafah, yang dihuni lebih dari 1,4 juta penduduk yang mencari perlindungan dari perang, dan untuk mengalahkan "batalyon" Hamas yang tersisa.
Warga Palestina mencari perlindungan di Rafah saat Israel menghantam sisa enklaf sejak 7 Oktober, setelah serangan lintas batas oleh Hamas.
Sejauh ini serangan Israel membunuh hampir 29.000 orang warga sipil Palestina di Gaza dan menyebabkan kehancuran massal serta kekurangan kebutuhan pokok.
Menurut PBB, perang Israel di Gaza membuat 85% dari populasi wilayah tersebut mengungsi secara internal di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur enklaf tersebut rusak atau hancur.
Dalam keputusan sementara pada Januari, Mahkamah Internasional memerintahkan pemerintah Israel untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah menjamin bantuan kemanusiaan disediakan kepada warga sipil di Gaza.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.