GAZA, KOMPAS.TV - Presiden AS Joe Biden mengakui terlalu banyak warga Palestina yang tewas oleh Israel di Gaza.
Padahal itu adalah warga sipil tak bersalah. Hal ini memperbarui kekhawatiran atas terus berlanjutnya operasi militer Israel di kota Rafah setelah serangan udara yang menewaskan 74 warga sipil Palestina.
"Terlalu banyak, lebih dari 27.000 warga Palestina yang tewas dalam konflik ini adalah warga sipil tak bersalah, termasuk ribuan anak-anak," ujar Biden saat konferensi pers bersama Raja Yordania Abdullah II di Gedung Putih hari Senin, (12/2/2024) waktu Washington, seperti laporan Anadolu, Selasa, (13/2/2024).
Biden juga mencatat ratusan ribu orang tidak punya akses ke makanan, air, atau layanan dasar lainnya, dan banyak keluarga yang kehilangan bukan hanya satu tetapi banyak anggota keluarga, "Ini menyedihkan," kata Biden.
"Setiap kehidupan tak bersalah yang hilang di Gaza adalah tragedi. Begitu juga setiap kehidupan tak bersalah yang hilang di Israel adalah tragedi juga," kata Biden.
"Kami berdoa untuk mereka yang meninggal, baik itu warga Israel maupun Palestina, dan untuk keluarga yang ditinggalkan," tambahnya.
Biden juga mengatakan, "AS sedang bekerja agar tercapai kesepakatan sandera antara Israel dan kelompok Palestina Hamas, yang akan "membawa periode kebaikan bersama yang langsung dan berkelanjutan ke Gaza selama setidaknya enam minggu, yang kemudian bisa kita manfaatkan waktu untuk membangun sesuatu yang lebih abadi".
"Operasi militer Israel tidak boleh dilanjutkan di Rafah "tanpa rencana kredibel untuk memastikan keselamatan dan dukungan bagi lebih dari satu juta orang yang berlindung di sana," katanya, mengulangi seruan AS sebelumnya.
Menyebut banyak orang di Rafah yang mengungsi akibat kekerasan, Biden mengatakan "mereka perlu dilindungi."
"Kami juga sudah jelas sejak awal. Kami menentang setiap pengusiran paksa warga Palestina dari Gaza," tegasnya.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.