JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah media asing atau internasional memberikan sorotan jelang Pemilu 2024 yang akan digelar Indonesia.
Seperti yang diketahui, Pemilu 2024 Indonesia akan digelar pada Rabu (14/2/2024) besok.
Dalam Pemilu 2024, ada dua jenis pemilu yang digelar serentak, yaitu Pemilu Legislatif untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk periode 2024-2029.
Untuk tahun ini, ada tiga pasangan calon (paslon) yang bersaing untuk duduk di kursi RI 1 dan RI 2, yaitu pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Pemilu 2024 adalah pemilu kelima yang digelar pasca-reformasi tahun 1998.
Mengingat status Indonesia yang saat ini merupakan negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara, maka tidak heran pemilu kali ini menjadi sorotan oleh media asing.
Associated Press misalnya, media Amerika Serikat (AS) tersebut menyebut bahwa hasil Pemilu 2024 Indonesia akan sangat penting untuk masalah geopolitik dan global.
Baca Juga: Ini Honor KPPS Pemilu 2024 saat Pemungutan dan Perhitungan Suara di TPS, Gajinya Kapan Cair?
"Terletak di antara Samudra Hindia dan Pasifik, Indonesia adalah negara dengan rangkaian pulau terbesar di dunia dan melintang dalam jarak yang setara dari New York ke London. Indonesia merupakan negara terpadat keempat di dunia, dengan warisan budaya yang kaya dan sumber daya alam yang beragam. Hampir 90% dari 277 juta penduduk Indonesia adalah muslim, menjadikannya negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia," tulis media tersebut.
"Lokasi strategis Indonesia juga memberikannya signifikansi geopolitik, dan sebagai anggota beberapa organisasi internasional, termasuk PBB, G20, dan ASEAN, Indonesia memainkan peran kunci dalam urusan regional dan global. Stabilitas politik Indonesia memegang peranan sentral dalam menjaga perdamaian dan stabilitas regional."
Sementara CNN menyoroti jumlah pemilih di Pemilu 2024 Indonesia saat ini yang mencapai 200 juta.
"Lebih dari 200 juta pemilih yang memenuhi syarat akan menuju ke tempat pemungutan suara di Indonesia pada hari Rabu, dalam apa yang disebut sebagai pemilihan dalam satu hari terbesar di dunia," tulis CNN.
"Negara Asia Tenggara yang luas ini, negara demokrasi pemilu terbesar ketiga di dunia dan negara dengan mayoritas muslim terbesar, telah membuat kemajuan yang mengesankan sejak runtuhnya rezim otoriter mantan diktator Soeharto pada tahun 1998 - berubah menjadi salah satu demokrasi dan ekonomi paling dinamis di Asia."
Selain itu, CNN juga menyoroti ketiga paslon kandidat, pengaruh dari Presiden Joko Widodo, dan peluang Pilpres 2024 satu putaran.
Selanjutnya, ada Bloomberg yang ikut menyoroti Pemilu 2024 Indonesia. Media itu menyebut Indonesia sejauh ini berhasil membuat China dan AS senang dalam bidang ekonomi dan berharap bisa berlanjut setelah hasil dari pemilihan.
Baca Juga: Contoh Simulasi Surat Suara Pemilu 2024 Capres-Cawapres, DPR, DPRD Kab/Kota dan Provinsi serta DPD
"Menjaga keseimbangan membuat Indonesia menjadi idola pasar-pasar berkembang."
"Negara kepulauan itu telah berhasil membuat baik China maupun AS senang. Investor berharap hal tersebut akan berlanjut setelah pemilihan Rabu ini," tulis mereka.
Kemudian dari media Inggris, The Guardian menyoroti upaya paslon capres-cawapres yang berkampanye menggunakan K-Pop hingga TikTok untuk menarik hati pemilih muda.
"K-pop, TikTok, dan kucing: pertarungan untuk memenangkan suara pemilih muda kunci dalam pemilu Indonesia."
"Rakyat di bawah usia 40 tahun akan menentukan siapa yang memimpin negara demokrasi terbesar ketiga di dunia saat pemungutan suara berlangsung pada 14 Februari," tulis The Guardian.
Terakhir ada The Telegraph, yang memberikan sorotan kepada salah satu capres, yaitu Prabowo Subianto terkait masa lalunya yang kemudian sekarang berkampanye dengan narasi "gemoy".
"'Kakek Gemoy' yang menjadi favorit untuk memenangkan pemilihan Indonesia memiliki masa lalu yang kelam."
"Prabowo Subianto memimpin dalam jajak pendapat meskipun dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia selama rezimnya," tulis Telegraph.
Baca Juga: Koalisi Masyarakat Sipil Temukan 53 Dugaan Kecurangan Pemilu di 10 Daerah, Terbanyak soal Netralitas
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.