Pria yang sudah tinggal di Gaza sejak beberapa dekade terakhir, dikontak pada awal perang lewat aplikasi pesan di ponselnya oleh seseorang yang mengaku bekerja dengan MI5.
Ia percaya pesan itu otentik karena mereka mengungkapkan pertemuan sebelumnya ia dengan seorang petugas MI5 di bandara pada 2014.
Ia mengatakan, pesan tersebut mengungkapkan kekhawatiran atas keamanan keluarganya.
Pesan itu menyarankan bahwa mereka bisa saling menolong, dan saling berhubungan sembari menegaskan bahwa pria itu masih orang Inggris.
Pada Desember, ketika situasi semakin genting, pria tersebut membalas pesan itu bahwa ia ingin membawa istri dan anaknya ke Inggris, tapi perlu pertolongan untu membereskan dokumentasi mereka.
Ia pun disarankan oleh kontaknya di MI5 untuk mendafatarkannya ke FCDO, yang bertanggung jawab untuk evakuasi.
Tetapi di pesan lainnya, kontak itu menegaskan kemampuannya membantu keluarga pria tersebut, tergantung apakah pria itu setuju bekerja untuk badan intelijen.
Menurut kontak tersebut, MI5 memiliki pengaruh pada FCDO, tetapi jika ia menunjukkan kerelaan dari sisinya untuk kerja sama. Tetapi pria itu tak merespons pesan tersebut.
Baca Juga: Donald Trump Diserang NATO Atas Pernyataannya yang Akan Biarkan Rusia Menyerang
“Setelah menerima tawaran mereka, saya bicara dengan diri sendiri. Inggris adalah negara institusi dan hukum, dan mereka tak akan menghalangi evakuasi saya, karena saya tak menanggapi tawaran MI5. Tapi rupanya, saya salah,” tuturnya.
Sementara itu seorang juru bicara pemerintahan Inggris memberikan respons atas pemberitaan tersebut.
“Kami bekerja sama dengan otoritas Israel dan Mesir untuk memastikan warga Inggris dan lainnya yang masih di Gaza dan ingin pergi diizinkan menyeberang secepat mungkin,” katanya.
Sumber : Middle East Eye
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.