Partai oposisi pun telah meluncurkan tantangan legal untuk membalikkan keputusan penundaan itu.
Banyak warga Senegal berdemonstrasi di Dakar, setelah Sall meluncurkan pernyataan penundaan tersebut, tetapi kemudian dibubarkan polisi.
Selain itu, seperti dilansir The East African, pengumuman itu membuat ketakutan akan adanya demonstrasi besar-besaran, juga tekanan dengan kekerasan.
Selain itu, juga kemungkinan terjadinya kudeta lainnya di Afrika Barat.
Sebelumnya, kudeta terjadi di beberapa negara Afrika Barat sejak 2020, yaitu di Mali yang hingga dua kali terjadi, serta Burkina Faso pada 2022.
Sedangkan pada Juli 2023, militer mengambil alih dan mengudeta Niger.
Baca Juga: Netanyahu Perintahkan Pasukan Israel Merangsek ke Rafah, Malapetaka Besar Mengintai Pengungsi Gaza
Senegal sendiri tak pernah mengalami kudeta sejak merdeka pada 1966, dan hingga kini disebut sebagai negara demokrasi paling stabil di Afrika.
Seja 1966, di Senegal terjadi tiga kali transisi kekuasaan secara damai.
Yang pertama adalah pada 1980 dari Leopold Senghor ke Abdou Diouf, kemudian pada 2000 dari Abdou Diouf ke Abdoulaye Wade, dan pada 2012 dari Wade ke Sall.
Sumber : Al-Jazeera/The East African
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.