YERUSALEM, KOMPAS.TV - Kelompok Houthi Yaman meluncurkan rudal pada Jumat (26/1/2024) ke kapal perang Amerika Serikat USS Carney yang patroli di Teluk Aden, menjadi konfrontasi laut terbesar Angkatan Laut AS di Timur Tengah dalam beberapa dekade di wilayah tersebut.
Serangan rudal atas kapal perang AS USS Carney menjadi konfrontasi laut terbesar Angkatan Laut AS di Timur Tengah dalam beberapa dekade di wilayah tersebut, karena tembakan rudal Houthi membuat kapal dagang lain terbakar pada Jumat malam, seperti laporan Associated Press, Sabtu (27/1/2024).
Sabtu dini hari waktu setempat, pasukan AS melakukan serangan terhadap rudal anti-kapal Houthi yang ditujukan ke Laut Merah dan siap diluncurkan, demikian dikatakan Komando Pusat militer AS.
Saluran berita satelit Houthi, Al-Masirah, mengatakan serangan itu terjadi di dekat kota pelabuhan Hodeida, tetapi tidak memberikan penilaian kerusakan.
Serangan terhadap Carney merupakan kali pertama Houthi secara langsung menargetkan kapal perang AS sejak kelompok tersebut memulai serangan terhadap kapal pada Oktober, kata pejabat AS yang enggan disebutkan namanya karena tidak ada izin untuk membahas insiden tersebut.
Kemudian pada Jumat, operasi maritim Inggris, yang memantau jalur laut di Timur Tengah, mengakui sebuah kapal terkena rudal dan terbakar di Teluk Aden.
Baca Juga: Houthi Klaim Lakukan Serangan ke Kapal Tanker Inggris, London Mengaku Berhak Membalas
Juru bicara militer Houthi, Brigadir Jenderal Yahya Saree, tidak mengakui serangan terhadap Carney, tetapi mengklaim serangan rudal terhadap kapal dagang yang membuatnya terbakar. Dia mengidentifikasi kapal tersebut sebagai tanker berbendera Kepulauan Marshall, Marlin Luanda.
Komando Pusat Amerika Serikat hari Jumat malam, (26/1/2024) memastikan kapal Marlin Luanda diserang oleh satu rudal balistik anti-kapal yang ditembakkan dari Yaman yang dikuasai Houthi.
Carney dan kapal-kapal koalisi lainnya merespons dan memberikan bantuan kepada kapal yang terkena dampak. Komando Pusat mengatakan tidak ada laporan cedera.
Serangan langsung Houthi terhadap kapal perang AS merupakan eskalasi paling agresif dari kampanye mereka di Laut Merah sejak pecahnya perang Israel-Hamas.
AS telah berusaha meredam deskripsi serangan Houthi dan mengatakan sulit untuk menentukan apa yang sebenarnya ingin diincar Houthi untuk mencegah konflik menjadi perang regional yang lebih luas.
AS dan sekutu juga menahan diri selama beberapa minggu dari menyerang lokasi senjata Houthi di Yaman, tetapi sekarang mereka mengambil tindakan rutin, sering menghancurkan situs peluncuran rudal yang belum ditembakkan, dan dianggap sebagai ancaman.
Meskipun Carney secara langsung menjadi sasaran, Komando Pusat AS mengatakan Houthi melepaskan rudal "mengarah" ke USS Carney, yang berhasil menembak jatuh rudal balistik anti-kapal tersebut, demikian dikatakan.
Mengakui serangan Jumat sebagai serangan langsung terhadap kapal perang AS penting, kata Brad Bowman, direktur senior di Foundation for the Defense of Democracies.
Baca Juga: Kelompok Houthi Tembak Dua Kapal dengan Rudal Anti-Kapal yang Ternyata Membawa Kargo Pentagon
"Sekarang mereka akhirnya menyebut hal apa adanya, dan mengatakan bahwa, ya, mereka mencoba menyerang pasukan kita, mereka mencoba membunuh kita," katanya.
Upaya meredam, sambil bertujuan mencegah perang yang lebih luas, justru memberikan efek sebaliknya yaitu semakin memberikan keberanian kepada Houthi, kata Bowman.
Serangan tersebut merupakan serangan terbaru oleh kelompok Houthi dalam kampanye mereka melawan kapal yang dituding terkait Israel yang melintasi Laut Merah dan perairan sekitarnya, sehingga mengganggu perdagangan global selama perang Israel dengan Hamas di Jalur Gaza.
Sejak November, kelompok Houthi berulang kali menargetkan kapal di Laut Merah, mengatakan mereka membalas serangan Israel di Gaza terhadap Hamas.
Tetapi mereka dituding sering menargetkan kapal yang memiliki hubungan yang samar atau tidak jelas dengan Israel, membahayakan pengiriman barang melalui jalur penting untuk perdagangan global antara Asia, Timur Tengah, dan Eropa.
Sejak dimulainya serangan udara, kelompok Houthi sekarang mengatakan mereka akan menargetkan kapal Amerika dan Inggris juga.
Pada hari Rabu, dua kapal berbendera Amerika yang membawa kargo untuk Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri AS diserang oleh Houthi, memaksa kapal perang Angkatan Laut AS yang mengawal untuk menembak jatuh rudal-rudal tersebut.
Komandan Angkatan Laut AS untuk Timur Tengah mengatakan kepada AP hari Senin bahwa serangan Houthi adalah yang terburuk sejak perang Tanker pada tahun 1980-an.
Itu mencapai puncak dalam pertempuran laut satu hari antara Washington dan Tehran. Saat itu Angkatan Laut AS secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat penumpang Iran, menewaskan 290 orang pada tahun 1988.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.