Intelijen AS tahun 2023 menyatakan perkembangan kendaraan peluncur satelit "memperpendek waktu" bagi Iran untuk mengembangkan rudal balistik antarbenua karena menggunakan teknologi serupa.
Rudal balistik antarbenua dapat digunakan untuk mengirimkan senjata nuklir. Saat ini, Iran sedang memproduksi uranium pada tingkat mendekati senjata setelah kegagalan kesepakatan nuklirnya dengan kekuatan dunia.
Teheran punya cukup uranium yang diperkaya untuk membuat "beberapa" senjata nuklir, jika memilih untuk memproduksinya, demikian peringatan kepala Badan Tenaga Atom Internasional yang berulang kali diungkapkan.
Baca Juga: Bunker Nuklir Iran Disebut Terlalu Dalam untuk Ditembus Bom Termutakhir AS, Washington Ketar-ketir
Iran selalu membantah berupaya membuat senjata nuklir dan menyatakan program antariksa mereka, seperti aktivitas nuklir mereka, hanya untuk tujuan sipil semata. Namun, intelijen AS menyatakan Iran punya program nuklir militer terorganisir hingga tahun 2003.
Keterlibatan Garda Revolusi dalam peluncuran ini, serta kemampuannya meluncurkan roket dari peluncur bergerak, membuat kubu AS dan Barat ketar-ketir. Garda Revolusi, yang hanya bertanggung jawab kepada Khamenei, mengungkapkan program antariksa mereka tahun 2020.
Dalam dekade terakhir, Iran telah mengirimkan beberapa satelit yang bertahan sebentar ke orbit dan pada tahun 2013 meluncurkan seekor kera ke luar angkasa.
Namun, program ini mengalami kesulitan belakangan ini. Ada lima peluncuran berturut-turut yang gagal untuk program Simorgh, roket pembawa satelit lainnya.
Sebuah kebakaran di Pelabuhan Antariksa Imam Khomeini pada Februari 2019 menewaskan tiga peneliti, demikian diumumkan pada waktu itu.
Ledakan roket di peluncur pada tahun yang sama menarik perhatian Presiden AS saat itu, Donald Trump, yang mengejek Iran dengan cuitan yang menunjukkan foto pengawasan AS dari lokasi tersebut.
Pada bulan Desember, Iran mengirimkan kapsul ke orbit yang mampu membawa hewan sebagai persiapan untuk misi manusia dalam beberapa tahun mendatang.
Sumber : Associated Press / IRNA / Press TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.